Jakarta, CNN Indonesia -- Agama adalah suatu hal yang hakiki tak bisa dianggap salah karena pada dasarnya agama ini bersifat mengikat bagi para pemeluknya. Agama adalah sebuah pilihan dan sebuah pedoman dalam kehidupan manusia. Agama juga berkaitan erat dengan komitmen seseorang, dan menurut saya komitmen itu haruslah kita jaga sampai nantinya kita meninggalkan dunia ini. Tanpa adanya peraturan yang mengikat dalam kehidupan manusia, maka semua manusia di dunia akan hidup layaknya di hutan liar dan bertindak sesuka hati.
Dalam kehidupan manusia pastilah dibutuhkan sebuah peraturan agar tidak terjadi saling sikut satu sama lain. Keberadaan agama ini juga merupakan salah satu hal yang membuat kehidupan manusia dapat berjalan dengan aman dan tentram apabila masing-masing dari tiap pemeluk agama menjalankannya dengan benar. Pada zaman dahulu manusia belum mengenal apa itu agama dan apa itu Tuhan. Mereka hanya menjalankan kehidupan sesuka mereka dan berdasarkan adat yang berlaku. Namun di zaman modern ini kita patut bersyukur karena kita sudah mulai terbuka tentang konsep ke-Tuhanan, karena pada dasarnya segala sesuatu yang ada di jagat raya ini pasti ada penciptanya. Seorang manusia dapat menciptakan alat-alat canggih guna memudahkan kehidupan mereka dengan kecerdasan yang mereka miliki.
Dari manakah kecerdasan manusia itu berasal? Apakah akal yang dimiliki manusia itu memang sudah ada karena takdir, namun apakah takdir itu ada karena memang seharusnya ada? Tidak, karena menurut kami pastilah segala sesuatu yang ada di jagat raya ini ada penciptanya dan konsep ketiadaan menjadi ada secara tiba-tiba merupakan hal yang kurang logis. Oleh sebab itulah keberadaan Tuhan dapat kami akui, mesikipun memang pada dasarnya ada ilmu yang mempelajari tentang Tuhan (Metafisika), Tuhan tidak dapat dibuktikan secara langsung ada dan tidak dapat dibuktikan juga tidak ada.
Namun kembali pada konteks sebelumnya bahwa agama berkaitan erat dengan komitmen dari masing-masing pribadi manusia, mungkin banyak dari orang-orang yang bergama karena mengikuti tradisi dari keluarganya, namun keindahan bergama dapat dirasakan ketika kita sudah dewasa, dimana kita dapat tetap pada komitmen kita percaya akan adanya Tuhan atau malah sebaliknya? Itu kembali lagi pada komitmen masing-masing individu.
Agama memang berkaitan erat dengan sesuatu kepercayaan yang hakiki (benar benar benar) dan tidak dapat disalahkan. Segala sesuatu yang ada dalam peraturan agama dianggap sebagai kebenaran yang abadi. Agama adalah sesuatu yang hakiki, jadi apa pun yang dikatakan dalam kitab suci agama mana pun pastilah berisi sesuatu yang baik dan ajaran-ajaran untuk saling mengasihi satu sama lain. Dengan keberadaan agama ini diharapkan keadaan dunia dapat damai dan tenteram.
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak, Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, agama, serta adat istiadat. Indonesia adalah negara yang sungguh unik karena merupakan salah satu negara yang berbentuk kepulauan, dan memiliki kurang lebih 17.000 pulau. Sangat terbuka lebar apabila multikultarilisme terjadi pada negeri ini. Dari sabang sampai Merauke masing-masing memiliki sejarah yang berbeda beda dan memiliki adat, ragam budaya, bahkan agama yang berbeda-beda pula.
Hingga saat ini ada 6 agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia, yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Memang pada dasarnya ada ratusan bahkan ribuan aliran kepercayaan di dunia ini, dan tidak menutup kemungkinan beberapa penduduk Indonesia menganut kepercayaan tersebut, namun negara ini terikat dengan aturan memiliki agama.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi atas hak asasi bergama, seluruh penduduk Indonesia berhak menganut salah satu dari 6 agama yang diakui diatas. Dan apabila sudah berkomitmen teruskanlah sampai maut menjemput, tetaplah percaya atas apa yang kau anut dan tetap berjalan pada apa yang kau anggap benar, namun jangan sampai mengorbankan hak orang lain, bahkan sampai membunuh hak asasi yang ada dalam diri manusia.
Keberagaman yang ada di Indonsia inilah yang membuat warna-warni dalam kehidupan bangsa Indonesia, perbedaan ini janganlah dijadikan alasan untuk memicu sebuah konflik, namun jadikanlah perbedaan yang ada sebagai landasan untuk memajukan negeri ini. Taat pada aturan agama boleh saja, namun jangan sampai salah tafsir atas apa yang diajarkan sebuah agama. Satu hal yang kami yakini karena pada dasarnya tidak akan ada agama yang mengajarkan saling membunuh, saling mencaci, saling membenci, dan hal-hal negatif lainnya. Jika memang seseorang benar-benar mengaku sebagai umat beragama seharusnya dia dapat menhetahui bahwasannya di negeri ini bukan hanya menganut satu kepercayaan, namun banyak kepercayaan-kepercayaan lainnya. Apabila ada yang menyesatkan ajaran sebuah agama lebih baik jangan dengarkan orang tersebut sehingga kita tetap pada koridor kebenaran yang diajarkan oleh agama.
Agama itu pada dasarnya mengajarkan hal-hal yang baik dan kita harus tahu mana orang yang benar-benar seorang pemeluk agama mana yang hanya menjadikan agama sebagai status. Pemeluk agama biasanya akan benar-benar memaknai kehidupannya sebagai seorang umat namun mereka yang hanya menjadikan agama sebagai status dapat terlihat ketika sebagai orang bodoh yang hanya ikut-ikutan dan akhrinya marah-marah apabila ada umat lain yang menjelekkan agamanya. Hendaklah kita tanamkan sikap toleran antar sesama umat beragama, karena agama mu agama mu dan agama ku adalah agama ku.
Banyak orang-orang yang tak bertanggung jawab pada saat ini menjadikan agama sebagai keset pelicin bagi kepentingannya, hal ini bahkan sering kita jumpai di negeri ini, terutama di saat seseorang sedang dalam proses mendapatkan sebuah jabatan. Politik kotor ini haruslah kita hindari, dan bagi mereka yang menjadikan agama sebagai keset politik mereka seharusnya malu, karena politik itu berbeda dengan kepercayaan. Jangan bawa kepentingan pribadi kedalam konteks keagamaan. Karena hal-hal itu lah yang sering menimbulkan konflik, bahkan efeknya bisa berkepanjangan. Bila hal tersebut terjadi ingatlah bahwa jangan sampai mau di adu domba oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah persaudaraan kita.
Dengan adanya agama kami berharap bahwa tiap pemeluk agama benar-benar menjalankan aturan yang ada sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab sucinya masing-masing. Silahkan menjalankan syariat agama namun jangan sampai mengorbankan atau melukai perasaan pemeluk agama lain. Kita seharusnya patut bersyukur karena bangsa ini memiliki kehidupan yang multikulturalisme dan perjalanan hidup tidak begitu-begitu saja, ya meskipun sering terjadi senggolan-senggolan antar umat beragama, namun janganlah kita jadikan itu sebagai pemicu konflik baru, seharusnya kita jadikan itu sebagai alat pembelajaran agar tidak terjadi konflik yang sama dan setelah itu kita lebih mempererat persaudaraan kita.
Patuhi apa yang ada dalam agamamu, dan ciptakan perdamaian di seluruh dunia. Ingat tidak ada agama yang mengajarkan untuk saling membenci, membunuh, dan memaki. Keindahan hidup akan terasa apabila kita dapat saling menghargai perbedaan yang ada, memang Tuhan itu satu namun tiap orang berebeda cara untuk menyembah dan memuliakanNya. Manusia sebagai umat beragama haruslah benar-benar menyadari akan hal itu, dan kelak perdamaian akan selalu melingkupi dunia ini.
Dengan adanya agama diharapkan tiap manusia dapat benar-benar menjalankan apa yang diajarkan oleh agamanya. Karena agama tercipta bukanlah karena inisiatif seseorang, namun agama itu sesuatu yang hakiki dan berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Setiap umat patut mematuhi seluruh ajaran agamanya masing-masing.
Agama ada bukan untuk memecah belah persaudaraan antar umat beragama, namun agama ada untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan hidup masing-masing individu. Jangan lah menjadi manusia yang kolot dan dangkal dalam berpikir, jangan mudah terprovokasi oleh orang-orang bodoh yang kerjanya hanya bisa memecah belah persaudaraan kita. Silahkan menganggap agama yang dianut paling benar, namun janganlah menjadikan itu sebagai alat untuk memaksa orang lain untuk menganut kepercayaan yang kau anut. Hargailah komitmen mereka, karena setiap manusia memiliki hak asasi manusia yang dianugerahi sejak manusia dilahirkan di dunia ini.
(ded/ded)