Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir-akhir ini program acara televisi yang berlabel dengan huruf kapital A (Anak-anak) sangatlah jarang, yang sering kita temui adalah tayangan televisi dengan label huruf kapital RBO (Remaja Bimbingan Orangtua) atau D (Dewasa). Acara anak seperti “Are You Smarter Than a 5th Grader” (Global TV) dan Jalan Sesama (Trans 7) atau acara yang khusus anak di TVRI seperti lagu-lagu anak, lagu daerah, kuis untuk anak-anak yang bersifat edukasi sudah sangat jarang ditemui di televisi Indonesia.
Televisi bagi banyak anak saat ini bagaikan sudah menjadi kebutuhan pokok tetapi saat ini mayoritas program acara televisi-televisi Indonesia belum berpihak kepada anak-anak. Program acara yang sangat sering di televisi-televisi Indonesia saat ini adalah program acara seperti sinetron, politik, infotaiment, dan hiburan yang tidak baik untuk ditonton oleh anak-anak. Program acara yang tidak baik bagi anak-anak ini mayoritas disiarkan pada jam anak-anak menonton.
Sinetron-sinetron sekarang pun banyak yang tidak baik untuk ditonton anak, banyak sinetron yang menampilkan adegan kekerasan yang diperankan oleh anak-anak, contohnya program acara sinetron anak Si Biang Kerok Cilik di SCTV. Dalam acara Si Biang Kerok Cilik (SBKC) di SCTV banyak tayangan kekerasan yang diperankan oleh anak-anak.
Sinetron anak Si Biang Kerok Cilik mengandung muatan kekerasan fisik misalnya adegan memukul, menendang, meninju, mendorong, menjewer, menjambak, dan sebagainya. Sementara untuk kekerasan verbal banyak dialog yang mengandung unsur kekerasan misalnya makian dan hinaan serta ancaman. Hal ini sangat tidak baik untuk ditoton oleh anak-anak, program acara ini sangat membahayakan anak-anak yang menontonnya karena berpotensi membuat anak-anak yang menontonnya menirunya dalam kehidupan sehari-hari dan menganggap bahwa kekerasaan itu sebagai hal yang biasa.
Program acara PESBUKERS di ANTV juga salah satu program acara yang sangat tidak baik untuk ditonton anak-anak. PESBUKERS adalah program sketsa komedi yang di dalamnya terdapat nama artis-artis terkenal seperti Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Melaney Ricardo dan Opie Kumis, PESBUKERS yang hadir di layar ANTV setiap hari senin sampai jumat pukul 18.00 WIB.
Kenapa tidak baik ? karena jam ini adalah jam yang kebanyakan menjadi jam menonton bagi anak-anak di Indonesia sebelum mereka belajar malam. Acara seperti PESBUKERS ini tidak ada unsur edukatif sama sekali, karena di dalam acara ini banyak unsur kekerasan, penganiayaan, gosip sampai seksualitas yang dibalut dengan unsur komedi.
Contohnya, saat adegan Sapri (salah satu pemain PESBUKERS) yang wajahnya dilumuri bedak, atau dicoret setelah Opi Kumis melantunkan pantun hinaan kepadanya. Entah apa maksud dari cara bercanda mereka tetapi mereka selalu beralasan, “Hanya bercanda! Cuma bermaksud menghibur!”.
Alasan itulah yang membuat caci maki, hina menghina, berbicara kasar, tindakan kasar, jadi sesuatu yang harus dimaklumi, bahkan harus ditertawakan di PESBUKERS. Parahnya lagi, penonton PESBUKERS saat di studio kebanyakan adalah anak-anak. Hal inilah yang patut diwaspadai agar acara ini tidak ditonton oleh anak-anak karena dapat merusak mental anak-anak Indonesia.
Berbicara tentang kartun anak-anak, program kartun memang bagus mengembangkan kemampuan imajinasi anak. Namun, tidak semua kartun dibuat khusus untuk anak-anak seperti Crayon Shinchan, The Simpsons, dan Spongebob Squarepants yang malah justru digemari oleh anak-anak belakangan ini. Kartun-kartun yang yang banyak ditujukan untuk anak-anak adalah kartun-kartun yang tidak mencontohkan perilaku yang baik.
Malah sebaliknya tayangan untuk anak-anak itu seoalah sengaja diciptakan untuk mengubah kebaikan menjadi keburukan. Lihat saja tampilan tokoh-tokoh kartun yang bersifat antagonis yang menampilkan kekerasan harus dibalas dengan kejahatan. Contohnya saja film kartun seperti Dragon Ball dan Naruto yang banyak ditonton oleh anak-anak terutama anak laki-laki.
Walter J. Ong (2004) mengatakan bahwa televisi telah membentuk masyarakat kelisanan baru. Ia menyebutnya kelisanan tingkat kedua (
secondary arality). Televisi adalah teknologi yang mewadahi perbincangan. Dan di dalam televisi perbincangan mendapatkan sosoknya yang sempurna.
Di dalam televisi orang hanya berbincang, sedangkan di ruang keluarga kita menontonnya, juga acap sambil berbincang. Artinya televisi dapat membentuk masyarakat, dan orang-orang yang masuk ke dalam televisi adalah orang-orang yang sempurna, orang-orang yang sempurna inilah yang dapat dicontoh oleh anak-anak.
Menurut Chen dalam buku
Quo Vadis Televisi, daya tangkap anak-anak begitu cepat dan anak-anak mudah untuk mengingat apa yang mereka lihat dan mereka akan menirukannya. Menonton televisi adalah kegiatan khusus dan program-programnya harus diseleksi. Setiap kegiatan menonton televisi, mereka mendapatkan pengetahuan yang mereka pantas terima dan terdapat moral.
Jelas di sini dikatakan bahwa anak-anak memiliki daya tangkap yang tinggi dan akan menirukannya, di Indonesia hal ini sangat rentan terjadi apabila program acara yang tidak edukatif di jam menonton anak seperti Si Biang Kerok Cilik dan PESBUKERS masih ditayangkan.
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan satu-satunya media audio-visual yang menghadirkan suara dan gambar sekaligus sehingga dapat membuat anak-anak betah duduk berjam-jam di depan televisi untuk menyaksikan program acara kesayangannya. Kemampuan televisi untuk menghadirkan tayangan langsung ke ruang keluarga atau bahkan ke dalam kamar tidur membuat anak betah menonton televisi, terlepas tayangan yang mereka tonton bermanfaat karena mendidik atau menambah wawasan anak-anak atau justru sebaliknya menyesatkan anak-anak.
Televisi ibarat dua mata pisau. Di sisi lain, televisi memang sangat baik untuk menjaring informasi. Tapi di lain sisi, televisi mampu menjadi penjahat berdarah dingin. Perlahan tapi pasti televisi mampu merusak tumbuh kembang anak-anak dalam kesehariannya. Yang pada akhirnya anak-anak lebih cenderung menjadi sama persis seperti apa yang sering dilihatnya selama di layar televisi.
Televisi juga tidak bisa menghilangkan begitu saja acara anak-anak yang menyiarkan tayangan acara yang tidak baik untuk anak, apalagi televisi-televisi swasta yang hanya mencari keuntungan semata dan mengikuti permintaan pasar serta menomor-duakan kualitas dari tayangan acara tersebut.
Tapi jangan khawatir, sekarang masih ada program acara televisi yang baik untuk anak-anak atau tayangan ramah anak walaupun masih sedikit dan kurang diminati anak-anak, seperti Si Bolang, Laptop Si Unyil, Master Chef Junior, Tebak Kata dan Dunia Binatang. Program acara seperti inilah yang seharusnya ditonton oleh anak-anak Indonesia, tontonan yang bersifat edukatif dan memberikan wawasan bagi anak-anak sehingga membantu tumbuh kembang anak Indonesia.
Banyak cara untuk menghindari anak-anak dari tontonan yang tidak baik pada perkembangan anak-anak mulai dari peran orangtua yang membimbing dan menseleksi tontonan anak-anaknya serta mendampingi anak saat sang anak menonton televisi, dan tidak menjadikan anak terbiasa dengan televisi yang dapat menciptakan ketergantungan pada televisi.
Selain itu, orangtua juga harus menciptakan dialog dengan sang anak saat menonton televisi sehingga orangtua tahu apa yang dipikirkan anaknya pada tontonan tersebut dan membenarkannya apabila anak salah persepsi. Orangtua juga harus tahu mana tayangan yang baik buat anaknya dan mana tayangan yang tidak baik buat anaknya, sehingga anaknya tidak salah menonton tayangan di televisi. Dengan adanya program acara yang baik buat anak, bukan berarti orangtua "menitipkan" pengasuhan anak sepenuhnya pada televisi, pendampingan dan dialog antara orangtua dan anak tetap hal yang utama.
Hal lain yang dapat menhindari anak dari tayangan tidak ramah anak adalah dari pihak televisinya sendiri harus lebih memikirkan sisi edukatif daripada hiburan semata, menomor-satukan masa depan anak Indonesia daripada uang semata karena penonton program acara mereka bukan hanya para remaja dan orang dewasa saja, anak-anak juga butuh televisi.
Seharusnya para pengusaha televisi dan pembuat acara tidak perlu khawatir kehilangan pamor dan rating tinggi. Apabila acaranya berguna bagi semua orang penonton terutama anak-anak, maka mereka tidak akan kehilangan penonton. Anak-anak juga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dan hiburan yang layak bagi mereka. Pemberian hak ini dapat dilakukan dengan memberi jam tayang yang lebih banyak dan panjang untuk anak.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat televisi anak yang mendidik dan sekaligus menghibur. Masa depan anak-anak Indonesia harus diutamakan, karena merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini kelak. Apabila tontonan anak-anak di Indonesia berkualitas, maka anak-anak Indonesia akan berkualitas. Jadi, izinkanlah anak-anak menonton televisi.
(ded/ded)