Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah kamu tahu cerita-cerita rakyat yang ada di nusantara? Atau pernahkah kamu didongengkan cerita rakyat saat kecil?
Begitu beragam cerita rakyat yang ada di Indonesia. Cerita rakyat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa kita.
Cerita rakyat sudah ada dan berkembang di masyarakat berdekade-dekade lamanya. Cerita rakyat umumnya dituturkan dalam bahasa daerah, karena cerita rakyat yang beredar di setiap daerah akan berbeda. Seperti kisah Malin Kundang di Minang, dan kisah Roro Jonggrang di tanah Jawa.
Setiap cerita rakyat memiliki muatan nilai yang berbeda. Umumnya cerita rakyat akan mengajarkan kita pada kebaikan. Cerita rakyat dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak-anak dalam membangun karakter mereka.
Namun seperti yang kita tahu, cerita rakyat muncul berabad lalu, dan saat ini kita sudah berada di era modernisasi. Masih relevankah kisah di abad lalu untuk diterapkan di masa kini?
Murti Bunanta, seorang pegiat bacaan anak dengan tegas menyatakan bahwa cerita rakyat akan terus relevan sampai kapan pun. “Karena cerita rakyat itu berkaitan dengan masalah manusia,” ujarnya saat ditemui pada acara Festival Bercerita Anak, di Kemang, Jakarta, akhir pekan lalu.
Murti menambahkan Indonesia punya banyak cerita rakyat yang bagus, dan tak perlu kita mengambil cerita dari luar negeri. Seperti, kita dapat belajar keberanian dari seorang Puteri Kemang ketimbang harus mengambil cerita Cinderella.
Hal senada juga disampaikan oleh Johnny Tjia yang juga seorang pegiat cerita rakyat dalam bidang penterjemahan cerita rakyat. Dirinya menilai cerita rakyat akan selalu relevan, yang berbeda hanya cara penyampaian atau medium yang digunakan.
“Masih, topik atau temanya kan sama. Itu kan kebanyakan misalnya menyangkut masalah kebaikan dan kejahatan. Kan selalu di mana-mana ada yang baik mengalahkan yang jahat, dan bermacam-macam. Itu kan dari dulu sampai sekarang tetap seperti itu,” ujarnya.
Penerapan pada saat ini yang masih digunakan misalnya ada yang menggunakan perumpamaan menggunakan tokoh dari cerita rakyat. Contohnya “Pejabat itu seperti Malin Kundang”, dan sebagainya. Hal itu sedikit menggambarkan bahwa sejatinya cerita rakyat masih relevan dan masih dapat digunakan hingga modern ini.
(ded/ded)