Jakarta, CNN Indonesia -- Tertawa atau tersenyum memang sebuah bahasa yang unik, sebab dapat dipahami oleh semua orang di mana pun mereka berada. Fakta unik lainnya adalah ternyata tertawa itu dapat menular.
Seperti yang dilansir dari Livescience.com, ilmuwan syaraf University College London, Sophie Scott menyatakan bahwa, “Benar adanya bahwa bila anda tertawa, seluruh dunia akan ikut tertawa bersama anda.”
Dia menambahkan, ketika kita berbicara dengan seseorang, terkadang kita sering mengikuti kebiasaan, perkataan dan gerakan mereka, dan sekarang kita mengaplikasikan hal itu sama seperti tertawa.
Selain itu, Scott dan rekan-rekannya juga melakukan sebuah riset dengan memainkan serangkaian suara kepada para relawan dan mengukur respons di otak mereka dengan
functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) scanner. Perlu diketahui, fMRI adalah teknik untuk mengukur dan memetakan aktivitas otak yang noninvasif dan aman.
Dalam penelitian tersebut, suara seperti tertawa atau teriakan kemenangan merupakan suara positif, sedangkan suara seperti jeritan merupakan suara negatif.
Semua suara ini akan memicu respons di daerah
premotor kortikal di otak yang menyiapkan otot di wajah untuk bergerak sesuai dengan suara yang didengar.
Dari hasil peneilitian, respons jauh lebih tinggi dan lebih menular terhadap suara positif daripada suara negatif. Hal ini yang memaksa seseorang untuk ikut tersenyum ketika melihat orang lain tertawa. Selain itu dia menambahkan bahwa seseorang cenderung menghindari emosi dan suara negatif.
“Kita biasanya menghadapi emosi positif, seperti tertawa atau bersorak-sorai dalam situasi berkelompok, seperti menonton acara komedi bersama sanak keluarga atau pertandingan bola bersama teman. Sehingga secara otomatis otak akan meresponsnya dengan ikut tertawa atau tersenyum. Hal inilah yang bisa membangun ikatan yang kuat antar individu,” ucap Scott.
(ded/ded)