Jakarta, CNN Indonesia -- Di awan-awan sedang seru tentang gosip-penggandaan uang dibawa kabar burung. Apakah uang bisa digandakan? Setop! Tidak. Kalau tidak bekerja dengan benar.
Be rational. Tidak boleh menjadi tukang tipu. Hih! Gemes.
Uang alat pokok jual beli dalam putaran modal usaha positif. Bukan untuk modal usaha akal-akalan bersifat manipulatif apalagi sulapan negatif.
Hukum Ilahiah memberi kepastian fasilitas kepada Alam Raya dan segala isinya: Positif dan Negatif. Pilihan ada pada makhluknya, khususnya manusia.
Jika manusia memilih negatif: Salah manusialah hai, bukan salah Tuhan atau takdir. Jika manusia memilih positif. Amin dengan rasa Syukur Puji Tuhan atas berkatMu.
Segala hal usaha negatif-manipulatif dalam bentuk apapun hukumnya pasti: Tidak boleh. Mengapa? Hal itu melanggar hukum moral formal dan hukum material formal.
Hidup tidak ada yang tidak pasti. Jika makhluk hidup, khususnya manusia menggunakan intelegensinya pada presisi Akal Budi-intelegensia ilmu pasti.
Uang berfungsi sebagai alat jual beli dan memiliki nilai tukar perdagangan. Sederhana dan berakal budi-intelegensia ilmu sosial.
Ilmu sosial atau ilmu pasti, keduanya memiliki kepastian jawaban. Tidak ada dalam keilmuan jawaban kira-kira atau ilmu kira-kira.
Berakal budi dalam kehidupan bermasyarakat dalam putaran perdagangan menuju stabilitas ekonomi, untuk mencapai kesejahteraan berkeluarga dan bernegara. Hukumnya Pasti.
Ini ada contoh lagi, lebih sederhana, berakal budi: 0 x 0 = 0. Angka tersebut hukumnya eksak dan pasti. Jika nol diubah menjadi bilangan satu, semisal: 1 x 1 = 1. Angka tersebut hukumnya juga eksak dan pasti.
Dikau pasti matematikanya lebih cerdas dari dakulah hai? Jawabnya: Iya. Mengapa? Karena dikau belajar. Hukumnya eksak dan pasti.
Mari kita membuka rahasia ilmu di jagad raya, soal dan jawabannya sudah ada di ruh dan badan dengan cara belajar. Dari ujung kaki hingga ujung rambut dan seluruh organ di dalam fisik makhluk hidup
Menyadari otak sebagai motorik penggerak fisik dan perekam top banget. Ruh sebagai penggerak kehidupan bersifat universal bagi seluruh makhluk, pasti, berkesinambungan dengan hukum Ilahiah Jagad Raya.
Rahasianya dengan cara belajar, untuk memperlajari sebuah ilmu dan saling bertukar ilmu pengetahuan, itu gunanya punya kelompok belajar.
Ayo! Kita mulai dari soal paling sederhana: Daku tidak bisa menyetir mobil. Pasti. Kalau tidak belajar menyetir mobil. Artinya, daku harus belajar menyetir mobil (membuka rahasia ilmu menyetir mobil). Pasti.
Dengan kepastian mematuhi persyaratan dasarnya, yaitu jumlah nilai usia daku, cukup memenuhi syarat sesuai aturan/persyaratan membuat Surat Iji Mengemudi (SIM). Jika tidak memenuhi persyaratan tersebut. “Hukumnya tidak boleh memiliki SIM.” Nilai hukumnya pasti.
Contoh Negatif (Tidak untuk ditiru): Juga bersifat pasti. Seseorang merokok, lalu batuk-batuk. Pasti batuklah hai! Hihh! Karena orang itu merokok, maka orang itu batuk, ia batuk bukan kerena “takdir atau kutukan Tuhan”. Apa sebabnya? Karena orang itu membuat takdirnya sendiri dengan cara merokok, memanggil batuk-batuk. Nah loh.
Tuhan senantiasa memberi kepastian: Ya dan Tidak. Malam dan siang. Matahari dan rembulan. Tugas manusia membuat pertimbangan berdasarkan kebutuhan positifnya untuk mengambil suatu keputusan. Kepada siapa meminta nasihat untuk suatu pertimbangan positif, untuk mengambil suatu keputusan paling tepat. Pasti, kepada Bunda dan Ayah.
Ayo! Belajar barengan ya. Sejak dini mematuhi komitmen untuk diri sendiri berguna bagi sesama di ranah kehidupan sosial.
Kakak dan Adik, yang aku sayangi, di manapun berada: Jangan mengerjakan hal apapun yang bersifat negatif/pelanggaran dalam bentuk apapun.
Hukum Ilahiah senantiasa mengijinkan niat belajar menuju langit kebaikan dan kebenaran (hukumnya pasti) dengan tetap bekerja dan berusaha, menjaga kesehatan, menjaga kecerdasan, patuh pada Bunda dan Ayah, berdoa dan terus belajar.
Mensyukuri ruh di dalam badan dan kesehatan atas berkat Tuhan Yang Maha Esa dan tetap menjaga kesadaran berakal budi, yaitu dengan cara belajar dan belajar.
Sekali lagi. Dengan belajar pasti menemukan Keselarasan Kebesaran Nilai Fitrah Ilahiah-Esa yang Eksak berakal budi, telah diberikan kepada makhluk, khususnya manusia. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)