Mencari Pemimpin yang Transformasional

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2017 10:37 WIB
Karena pemimpin adalah sebuah seni. Dan karena ia adalah sebuah seni maka siapapun bisa mempelajari dan menerapkannya.
Foto: Pixabay/PublicDomainPictures
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai.

Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakkan orang yang dipimpin ke arah tujuan yang dicita-citakan. Sebaliknya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara kurang efektif, tidak memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan dan ketidakharmonisan di dalam organisasi tersebut.

Ditambah lagi berbagai kesulitan yang dihadapi, seperti kesulitan keuangan, pemasaran, pertumbuhan, persaingan, dan kesulitan penting lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka diterapkanlah gaya kepemimpinan yang sesuai dengan perubahan tersebut. Salah satu pilihan untuk menyelesaikan hal tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kepemimpinan transformasional atau Transformatif Leadership.

Kepemimpinan transformasional merupakan kemampuan kepemimpinan yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan bagi individu, kelompok, maupun organisasi untuk menghasilkan transformasi yang ditandai dengan perubahan pada setiap tahapan kegiatan (Hacker & Robberts: 2004).

Istilah kepemimpinan transformasi semula dimunculkan oleh Downton pada tahun 1973 dan dikembangkan oleh seorang sosiolog di bidang politik, MacGregor Burns pada tahun 1978 (Northouse: 2010). Dalam bukunya Kepemimpinan transformasional terjadi ketika seorang atau lebih berhubungan dengan orang-orang lain sedemikian rupa sehingga para pemimpin dan pengikut saling mengangkat diri untuk sampai kepada tingkat-tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi (Burns, 1978, hal. 20).

Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (Transformatif). Istilah transformasi berasal dari kata “to transform”, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalkan mentranformasikan visi menjadi realita, atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual. Ataupun mengandung makna sifat- sifat yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya mengubah energi potensial menjadi energi aktual.

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Oleh karena itu’pemimpin transformasi adalah pemimpin yang dapat dikatakan sebagai pemimpin yang visioner.

Pemimpin transformasional adalah agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.

Dengan demikian pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada anggota-anggotanya untuk kreatif dan inovatif, serta membangun teamwork yang solid, membawa perubahan dan kemajuan organisasi serta berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.

Menjadi pemimpin dengan kepemimpinan transformasional bukan hal yang mudah namun juga tidak sulit. Dibutuhkan niat, motivasi besar dan usaha terus menerus untuk melayakkan diri menjadi pemimpin.

Ditambah lagi dengan meneladani tokoh-tokoh pemimpin dengan kepemimpinan transformasional yang inspiratif dan juga mempunyai visi ke depan serta terus menebar kebaikan dan pengaruh ke orang sekitar. Karena pemimpin adalah sebuah seni. Dan karena ia adalah sebuah seni maka siapapun bisa mempelajari dan menerapkannya. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER