Jakarta, CNN Indonesia -- Doa untuk saudaraku sebangsa dan setanah air. Korban insiden Kampung Melayu, Rabu 24 Mei 2017. Surga terbaik bagimu sahabat. Tuhan Yang Maha Esa memberkati selalu. Amin.
Apa sebetulnya tujuan dari teror? Barangkali kekacauan, barangkali juga sang teror tak mampu bersikap arif pada diri atau barangkali mereka tak paham pada tubuh milik sendiri. Apakah itu terjadi akibat dogma atau doktrin negatif? Ah! Apa iya begitu.
Apaan sih doktrin dan si dogma negatif itu? Oh! Karena mereka gemar mencuri atas nama buah manggis, mungkin mirip telur asin atau mangga setengah matang atau duren mentah. Barangkali. Oh! Mungkin semacam rujak pedas terlalu banyak rasa terasi atau rasa karedok kurang kencur.
Segala hal serba mungkin serba tidak, tergantung kontrol kesadaran hidup. Nah! Jika di ranah sederhana ‘hidup’ si teror tidak terkontrol maka tubuh akan mengalami gangguan sistem pikiran negatif di pola endemik, seakan epidemi batuk rejan mudah kagum melihat kecoa bisa terbang, semisal.
Tanpa tau ujung pangkalnya dari mana kecoa itu lahir, bisa lari kencang, menghilang, raib di balik pintu, di balik baju-baju berenda, sembunyi di dalam sepatu, bertelur atau tidak mungkin si teror tak paham, hingga benda mati dan hidup pun diterjang membabi buta.
Doktrin dan dogma negatif tidak seperti dolanan dakon jelas ujung pangkalnya, mulai dari arah kiri atau kanan memutar simultan kembali ke asal putaran. Doktrin atau dogma negatif tidak memiliki identitas. Dapat ditolak ‘akal budi’ di iman personal berotak sehat. Mengapa?
Sebab si teror tak kenal alam hidup benar dan baik, tak paham siapa Sang Pencipta, zat tidak serupa apapun, maha bijaksana menyediakan rahasia ilmu pengetahuan di otak manusia. Itu sebabnya wajib belajar, menuntut ilmu tertinggi tanpa batas untuk kemaslahatan sesama.
Sang Pencipta. Maha Kebesaran-Nya, hingga nyamuk pun bisa terbang, membawa berbagai macam virus di tubuh sekecil itu menghisap darah manusia. Meski bermula dari jasad renik atau sama dengan adanya makhluk kecil bersel tunggal pun memiliki degup kehidupan berkat zat hidup memberi tanda-tanda ilmu pengetahuan.
Apakah si teror tau bahwa sumber kehidupan ada di alam tubuh dan di alam semesta? Konstruktif matematis mengandung elastisitas sama dan sebangun. Penyebab bangsa di planet bumi sama persis hal ihwal jenis kelamin hingga indera penglihatan, pendengaran, memiliki perasaan, pikiran, rasa sakit, sedih, gembira dan belajar ilmu pengetahuan kehidupan.
Plankton-plankton pun hidup berkat oksigen berkat batas atmosfer, terjadi sirkulasi putaran bima sakti, berkat siklus hidup. Maka lahirlah manusia, Kakak dan adik, Ayah dan Bunda, Kakek dan Nenek, serta isi alam raya, makhluk hidup serentak ajaib membentuk kehidupan.
Ilmu astronomi (ilmu falak), antariksa dan geofisika, mencipta siklus iklim, bentuk-bentuk hidup, memberi pengajaran rumus-rumus perbandingan tentang bintang-bintang di bima sakti, terjadi interaksi hidup para planet lewat big bang positif muncul planet baru kejadian eksak alami.
Bertemulah sejarah, arkeologi, antropologi, geo-kehidupan interaksi kebudayaan, tertulis di batu dan lontar, air dan batu, angin, panas dan dingin, awan hujan, badai dan waktu migrasi makhluk. Jadi, adalah kebohongan besar jika ada manusia mampu hidup sendiri di abstraks dogma atau doktrin negatif, nyomot identitas dari kiri dan kanan mencipta perangkap tikus.
Makhluk si teror itu sesat pikir, memilih jalan itu pasti kehendak sendiri. Mengapa? Sang Pencipta tidak pernah memberi pelajaran wahyu bahwa manusia wajib bunuh diri, rasional (hukum positif). Karena bunuh diri tindakan, irasional (hukum negatif).
Lihat saja dunia para binatang tidak ada mati akibat bunuh diri, kalaupun ada karena siklus alam kehidupan binatang, serangga, kuman, plankton, unsur makhluk bersel tunggal lainnya terkecil dari paling kecil, terjadi bukan karena bunuh diri, namun akibat siklus evolusi-metamorfosis ‘Kun-Nya’ (Hak makrifat penciptaan-Nya). Mengapa?
Terjadi perubahan watak dari alam akibat polarisasi putaran waktu awal penciptaan, pasti berpengaruh pada iklim, anasir-anasir atom-atom akan muncul siklus awal eksistensi putaran ekosistem masing-masing planet-planet baru hingga para planet terkini, di putaran tetap.
Jika terjadi kelambatan atau pun kecepatan putaran gravitasi para planet maka pasti terjadi krisis di kehidupan bima sakti, oleh sebab itu, “para koruptor-manipulator wajib segera, kembalikan hak anak-anak bangsa yang mereka curi. Sebelum alam raya krisis, marah.”
Sains, ilmu tentang alam, makhluk dan hukum sebab akibat kehidupan artefak zaman sejarah makhluk era purba, pengaruh ledakan super vulkanik membentuk Yellowstone, jadi super kaldera di benua Amerika, sejarah serupa juga terjadi pada letusan gunung Toba, kini jadi kaldera danau Toba, konon penyebab perubahan arah kutub planet bumi lampau menjadi kutub kini, akibat perubahan iklim kala itu.
Hidup saling belajar kebenaran ilmu pengetahuan. Kewajiban orang dewasa memberi teladan kepada para orang muda, bergandengan tangan seperti keluarga di rumah Indonesia bekal negeri ini. Kompak dan pasti. Membasmi pengkhianatan para koruptor pencuri hak anak-anak bangsa.
Kebenaran akan menemukan teori baru dari pelajaran positif, semisal membuat karya seni dari pasir, bisa di daur ulang oleh di kau sebagai sang pencipta, demikian juga dalam sains, dengan berbagai uji klinis ataupun teknologi, bertemulah kebijaksanaan alam dan kehidupan evolusi berfikir makhluk manusia.
Seperti banyak pelajar berprestasi di CNN Student ini. Fakta keteladanan Indonesia Unit, sarana komunikasi pikiran saling belajar, membaca teks, menjalin tali cinta kasih silaturahmi, bertukar info ilmu pengetahuan.
"Saya tegaskan, tidak ada tempat bagi terorisme.” Demikian pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, usai mengunjungi korban bom Kampung Melayu di RS Polri. (CNN Indonesia).
Tidak ada satupun fakta iman ilmu pengetahuan apapun di muka bumi ini, mengajarkan bahwa makhluk manusia wajib bunuh diri untuk mencapai tujuan surga ilmu pengetahuan.
Itu sebabnya Kakak dan Adik, wajib belajar hal ihwal iman ilmu pengetahuan di sekolah, di rumah, di lingkungan, bersama sahabat-sahabat mu. Hal itu salah satu pengabdian untuk dirimu kepada Ayah dan Bunda, menuju citacita Kebangsaan.
Sematkan selalu "iman ilmu pengetahuan dan agamamu" dalam cinta kasih makrifat hikmah kebijaksanaan membangun kepribadian anti-intoleran. Jiwa Merah Putih Tetap Bersatu. Indonesia kuat dan baik-baik saja. Lawan! Terror dalam bentuk apapun. Salam Indonesia Unit.