Jakarta, CNN Indonesia -- Aku belum mengerti seni tradisi. Aku hanya tahu seni modern dan kontemporer. Tidak apa-apa. Jangan memaksakan diri mengerti. Jika belum mencintai.
Mulailah, dari melihat, memahami, lingkungan sekitar atau terdekat. Maka cinta akan bertemu dengan tingkah laku kultural setempat, di sana ada seni tradisi. Ini enggak ngajarin loh, sekadar berbagi aja.
Tradisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat kebiasaan turun temurun. Dari kosa kata di kamus, perjalanan visual, imaji personal dimulai.
Seni tradisi, mengandung, seni musik, arsitektur, tari, seni cetak, seni grafis, seni membatik, seni kriya, seni vokal, seni patung, seni rupa dan banyak lagi. Lihat arca candi-candi dan kain serat Nusantara, semisal, di museum-museum.
Borobudur, Prambanan, Gunung Padang dan banyak lagi seni arsitektur batu, kayu, besi, alat-alat perang, salah satu elemen dari berbagai sejarah penunjang fakta otentik.
Ruh seni tradisi mengembangkan diri sendiri dari lampau kepada kini, di tengah peradaban, modern life style, kontemporer, di post power syndrome modernisme. Jangan dilupakan ‘The Mother of Modernism’ adalah Tradisi.
Teman muda, perhatikan skema arsitektur, struktur sipil dari Borobudur, sebagai contoh dari fine art hingga sculpture, secara vertikal, diagonal, horizontal, di sana pertemuan ilmu daya berat di keseimbangan, benda-benda metafisika tanah dalam ranah meta-ekologi membentuk meta-kultural menjadi wujud fisik, benda.
Tak salah apapun-pada modernisme, kontemporer. Tapi, belum benar jika asal seni anu, tanpa memahami akar rumput tradisi milik Nusantara, kini Indonesia.
Semisal, di Sumatra, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Lombok dan seterusnya 17.000 ribu lebih kepulauan. Kaya akan ragam pesona seni. Kekuatan totem-totem magis ‘cubism’ fine art dan lain sebagainya.
Jadi, cubism, telah di debut oleh seni modern-fine art, misalnya. Sebenarnya bukan barang baru, bentuk-bentuk tersirat dan tersurat itu, telah ada pada kepurbaan (pikiran modern pada masanya). Sila dilihat pada sejarah tradisi nenek moyang Nusantara. Bisa dilihat lewat internet (modern tekno kini) atau traveling keliling Nusantara.
Ada keharuan estetis. Ketika orang muda dan tua, bersama dalam lingkaran budaya upacara tradisi-tradisi. Lihat saja pada Tari Kecak, Tari Saman, misalnya, lintas generasi menyentuh. Ada suara gamelan atau suara alat-alat musik tradisi Nusantara nun jauh disana, dari balik bukit pegunungan, hutan-hutan tropis atau mungkin saja dari tengah hutan kota kini, misalnya,
Tari dalam ragam kostum, arsitektur panggung, lighting, scenic stage, akting dan hal ikhwal pelajaran. perjalanan, salah satu seni tradisi Nusantara, misalnya dalam satu pagelaran dimulai, setelah lagu Indonesia Raya dikumandangkan di salah satu Gedung Teater, di Kampus, di Sekolah-sekolah negeri ini. Semakin indah negeri tercinta ini.
Kagum, menyimak haru, lagu kebangsaan kita, amat terasa getaran, citra, pustaka tradisi, pusaka akal budi. Begitu hebatnya Indonesia kita.
Kaya ragam budaya. Kaya simbol-simbol seni, kaya tata krama budaya, kaya pola laku bahasa, kaya akan ide adi-busana, cantik, pada tutur pola laku kultural, estetis.
Teman muda. Kemuliaan bagi Indonesia tak ada lain. Sentuh dengan cinta dan kasih sayang seni tradisi Nusantara.
Di sana ada sejarah, ide, perjalanan, perjuangan para leluhur purba. Menuju, memperkuat, akar, karya-karya modern atau pun kontemporer. Salam Indonesia Unit.
(ded/ded)