Mumbai, CNN Indonesia -- Tewasnya 13 wanita di India usai menjalani operasi sterilisasi diduga akibat peralatan bedah yang digunakan telah berkarat, berdasarkan hasil penyelidikan awal aparat.
Jumlah korban tewas sebelumnya 11 orang, meningkat menjadi 13 berdasarkan laporan resmi pemerintah kota Bilaspur, negara bagian Chhatisgardh.
Penyidik menyimpulkan bahwa peralatan yang digunakan tidak higienis, berkarat, dan ruang bedah yang kotor, membuat sekitar 80 wanita yang menjalani sterilisasi menderita sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesimpulan ini diambil karena para korban memperlihatkan gejala keracunan. Korban selamat diduga telah mengalami kerusakan ginjal.
"Laporan awal menunjukkan bahwa peralatan yang digunakan berkarat dan obat yang diberikan palsu," kata pejabat senior pemerintah, Siddharth Komal Singh Pardeshi kepada Reuters, Rabu (12/11).
Penyidik juga menemukan bahwa R.K. Gupta, seorang dokter berpengalaman, telah melakukan operasi sterilisasi dengan teknik tubektomi pada 80 wanita dalam waktu kurang dari tiga jam pada Sabtu pekan lalu.
Operasi itu dilakukan di sebuah rumah sakit swasta yang tidak lagi beroperasi, dengan lingkungan bedah yang kotor.
Gupta membantah telah melakukan kesalahan prosedur dan justru menyalahkan para wanita yang meminum obat sembarangan.
Praktik sterilisasi massal ini dilakukan sebagai bagian dari program pemerintah dalam menanggulangi pembengkakan populasi India yang saat ini mencapai 1,2 miliar.
Para peserta sterilisasi kebanyakan warga miskin yang rela dibayar masing 1.400 rupee atau lebih dari Rp170 ribu agar mau disteril untuk mencegah kehamilan.
Ramavtar Suryavanshi, suami dari salah satu korban tewas, Nem Bai, 35, mengatakan istrinya mengalami kesakitan luar biasa pada malam setelah menjalani tubektomi.
"Semalaman dia dalam kesakitan," kata Suryavanshi.
Bai yang dilarikan ke rumah sakit pada pagi harinya sudah tidak bisa bicara.
Ibu dari lima anak ini tewas 20 menit setelah diletakkan di ICU.
Suryavanshi mengatakan bahwa pekerja medis yang membujuk istrinya agar mau disteril mengatakan bahwa proses itu aman dan telah dilakukan terhadap ribuan wanita di India.
Menurut data pemerintah, mereka punya target untuk mensterilkan 165 ribu wanita dan 26 ribu pria di Chhattisgarh pada 2013-2014.
Tubektomi termasuk dalam operasi bedah besar, namun dokter di India terkadang meremehkannya dengan melakukan 200 sterilisasi sehari.
Sterilisasi di Chhattisgarh dilakukan dalam hitungan menit setiap orangnya, sulit untuk mempertahankan kebersihan pada operasi kilat seperti itu.
Dokumen pemerintah menunjukkan bahwa 600 wanita tewas antara 2009 dan 2012 akibat malapraktik seperti ini.