Jakarta, CNN Indonesia -- Badan pengawas makanan di Inggris (FSA) mengatakan pada Kamis (27/11) bahwa hampir tiga perempat ayam segar yang dijual oleh pengecer Inggris mengandung racun makanan berbahaya dan pedagang besar tidak melakukan tindakan yang cukup untuk menangani masalah ini.
Setelah melakukan penelitian terhadap kandungan kampilobakter dalam ayam segar, menurut FSA, tidak ada pengecer di Inggris yang memenuhi target produksi dengan mengurangi kontaminasi.
"Hasil ini menunjukkan bahwa industri makanan, terutama pengecer, perlu untuk lebih mengurangi jumlah kampilobakter dalam ayam segar," ujar Direktur Kebijakan FSA, Steve Wearne.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei menemukan 18 persen dari ayam yang diuji memiliki lebih dari 1.000
colony-forming unit per gram (cfu/g) kampilobakter, tingkat tertinggi untuk kontaminasi.
Sementara itu, lebih dari 70 persen ayam hanya memiliki sedikit kandungan kampilobakter.
"Ini menunjukkan bahwa butuh waktu yang lama sebelum konsumen dapat terlindung dari bakteri ini," ujar Wearne, meskipun ia menekankan jika ayam dimasak secara menyeluruh dan mengikuti tata cara memasak yang benar, risiko kesehatan masyarakat terhadap bakteri ini rendah.
Kampilobakter merupakan bakteri paling umum yang dapat menyebabkan keracunan makanan yang memengaruhi sekitar 280 ribu orang di Inggris per tahun dan penanganan kampilobakter merupakan prioritas utama FSA untuk menjaga keamanan makanan di Inggris.
Menanggapi penemuan ini, FSA kemudian berkampanye mengatasi masalah ini kepada seluruh pengecer makanan di Inggris.
Menurut hasil survei, FSA menemukan bahwa ASDA Walmart merupakan satu-satunya pasar swalayan yang memiliki tingkat kontaminasi ayam dengan kandungan kampilobakter yang paling tinggi, jika dibandingkan dengan kandungan rata-rata pada industri makanan lain.
Sementara pemimpin pasar Tesco memiliki tingkat kontaminasi ayam di bawah kandungan rata-rata.
"Kami menanggapi kampilobakter secara serius dan sejujurnya kami kecewa atas penemuan ini. Tidak ada solusi yang mudah untuk menangani permasalahan ini, tetapi bersama dengan pengecer lainnya kami akan bekerja keras untuk menemukan solusinya," ujar juru bicara ASDA.