KEJAHATAN SIBER

FBI: Peretasan Sony Tak Berhubungan dengan Korut

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 13:24 WIB
FBI menyatakan pihaknya belum dapat memastikan Korea Utara berada di balik peristiwa peretasan studio Hollywood, Sony Picture Entertainment.
Menurut kelompok peretas GOP, film The Interview yang dibintangi James Franco dinilai mempertontonkan aksi terorisme yang bisa merusak perdamaian wilayah dan menyebabkan perang. (Getty Images/Jason Merritt)
Washington, D.C, CNN Indonesia -- Seorang pejabat senior FBI menyatakan pihaknya belum dapat memastikan bahwa Korea Utara berada di balik peristiwa peretasan perusahaan studio Hollywood, Sony Picture Entertainment.

"Hingga saat ini, belum ada atribusi insiden tersebut dengan Korea Utara," kata Joe Demarest, Asisten Direktur Kepolisian Investigasi Federal Amerika Serikat untuk divisi kejahatan siber, dalam sebuah konferensi pers, seperti ditulis Reuters, Selasa (9/12).

Pernyataan tersebut menampik kabar yang beredar bahwa Korea Utara merupakan dalang peretasan yang membuat lima film yang diproduksi Sony Pictures bocor sebelum beredar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar singkat Demarest tersebut merupakan pernyataan publik pertama oleh seorang pejabat senior FBI terkait proses penyelidikan atas serangan belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah AS.

Peretas mencuri sejumlah besar data, kemudian menggunakan perangkat lunak berbahaya untuk menghapus data pada komputer, mematikan banyak jaringan perusahaan Sony Corp selama lebih dari seminggu.

Peneliti kejahatan siber menyatakan penelitian yang dilakukannya terhadap perangkat lunak yang digunakan dalam serangan tersebut mengindikasikan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh peretas dari Korea Utara.

Di sisi lain, sumber yang dekat dengan investigasi menyatakan bahwa Korea Utara merupakan salah satu tersangka, meskipun seorang diplomat Korea Utara telah membantah tuduhan tersebut.

Saat ini, investigasi masih terus dilakukan oleh Sony dan pemerintah Amerika Serikat.

Juru bicara FBI, Joshua Campbell, menyatakan pihaknya terus melakukan pencarian untuk menemukan dalang dibalik kejahatan siber tersebut, namun menyatakan belum memiliki informasi tambahan hingga saat ini.

"Perwakilan FBI berencana bertemu dengan karyawan Sony pada Rabu untuk memberikan pelatihan terkait praktek kejahatan siber," kata Campbell.

Campbell menegaskan FBI berkomitmen untuk memberikan laporan tentang pentingnya keamanan siber kepada para pelaku industri swasta di AS.

Sebelumnya, satu kelompok yang menamai diri GOP atau Guardian of Peace mengaku bertanggung jawab atas serangan peretasan terhadap jaringan komputer Sony Picture Entertainment.

Kelompok GOP menuntut agar perusahaan ini membatalkan rilis film The Interview, sebuah film komedi tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Menurut GOP, film yang dibintangi James Franco ini mempertontonkan aksi terorisme yang bisa merusak perdamaian wilayah dan menyebabkan perang.

Baca juga: Peretas Tuntut Sony Tarik The Interview
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER