Seoul, CNN Indonesia -- Aktivis Korea Selatan, Park Sang-hak berencana akan menerbangkan balon udara yang berisi DVD film 'The Interview' ke arah Korea Utara. Tindakan tersebut merupakan sebuah upaya untuk menghancurkan pemujaan berlebihan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Park merupakan seorang pembelot Korea Utara yang mengaku bermitra dengan lembaga HAM nirlaba berbasis di AS dalam membiayai penyalinanan film 'The Interview' ke dalam DVD dan USB, dilengkapi dengan terjemahan Korea.
"Kepemimpinan mutlak Korea Utara akan runtuh jika pemujaan terhadap Kim rusak," kata Park, dikutip dari Al-Arabiya, Rabu (31/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Park berencana akan mulai mengirimkan salinan film 'The Interview' di dalam 100 ribu keping DVD dan sejumlah USB melalui sebuah balon udara pada akhir Januari mendatang.
Park mengatakan pejabat lembaga HAM tersebut akan mengunjungi Korea Selatan pada 20 Januari 2015 mendatang untuk menyerahkan DVD dan USB, sekaligus mencoba meluncurkan sejumlah balon udara ke arah Korea Utara.
Namun, masih dipertanyakan apakah langkah tersebut akan berdampak signifikan, mengingat hanya sebagian kecil warga Korea Utara yang diyakini memiliki komputer atau pemutar DVD.
Penggunakan komputer dan pemutar DVD telah dilarang di Korea Utara, dan dibanderol dengan sangat mahal. Analisis Korea Selatan mengungkapkan, memiliki komputer memerlukan izin dari pemerintah, sementara harga komputer dapat mencapai tiga kali rata-rata gaji pegawai di negara tersebut.
Meskipun demikian, langkah tersebut dinilai akan membuat marah Korea Utara. Pada Oktober lalu, Korea Utara sempat melepaskan serangkaian tembakan ke sekumpulan balon propaganda yang menyertakan uang dollar AS, DVD, dan radio kecil yang menunjukkan kemakmuran di Korsel.
Film 'The Interview' merupakan film komedi yang menggambarkan upaya pembunuhan terhadap Kim Jong-Un, di tengah ketegangan antara Korea Utara dan AS.
Pada Desember lalu, studio film 'The Interview', Sony Entertainment, menerima serangan siber, dengan sejumlah data dan percakapan pribadi pejabat Sony diretas dan disebarkan di internet.
Pelaku serangan siber tersebut, yang mengaku bernama Guardian of Peace atau GOP meluncurkan aksi teror yang sempat mengakibatkan pembatalan pemutaran film tersebut menjelang Natal, tahun lalu.
Sementara, Washington menyalahkan Pyongyang atas serangan siber tersebut. Namun, Korea Utara membantah tuduhan tersebut dan bersumpah untuk membalas.
(ama)