Sanaa, CNN Indonesia -- Satu bom mobil meledak di depan satu akademi kepolisian di Sanaa, ibukota Yaman, menewaskan 30 orang dan melukai 50 lainnya.
Insiden ini menggarisbawahi situasi di negara itu yang semakin tidak aman akibat ancaman serangan yang tak henti-henti dari al Qaidah.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab atas pengeboman pada Rabu (7/1) ini namun al Qaidah selalu menyatakan diri sebagai pelaku atas serangan serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber-sumber polisi mengatakan korban dari serangan ini antara lain mahasiswa akademi kepolisian dan masyarakat yang sedang antri untuk mendaftar masuk dinas keplosian, serta orang yang sedang berlalu.
Ledakan bisa terdengar hingga lokasi lain ibu kota dan terlihat gumpalan asap tebal di lokasi akademi yang terletak di bagian terpadat kota dekat gedung bank sentral dan kementrian pertahanan.
“Situasinya kacau. Kami menemukan jenazah korban bertumpuk satu sama lain,” ujar seorang paramedis yang tiba di lokasi.
“Kami menemukan bagian atas tubuh korban, sementara bagian bawahnya hancur
Seorang polisi mengatakan kepada Reuters bahwa satu mobil terbakar karena melintas ketika bom meledak.
Kementerian dalam negeri mengatakan menutup pendaftaran di akademi kepolisian yang setiap tahun berlangsung selama satu minggu.
Konflik sektarian setelah protes rakyat pada 2010 yang berakhir dengan pergantian pemerintah dan memecah militer Yaman, semakin buruk sejak September lalu ketika milisi Muslim Syiah Houthi merebut Sanaa.
Al Qaidah di Semenanjung Arab, AQAP, satu sayap militan Sunni yang paling aktif, telah meningkatkan serangan di wilayah Yaman sebelum Houthi menguasai Sanaa, namun jumlah serangan semakin tinggi setelah ibukota negara itu dikuasai Houthi.
Negara-negara Barat dan Teluk Arab khawatir bahwa ketidakstabilan akan melemahkan pemerintah sehingga AQAP memiliki ruang lebih besar untuk merencanakan serangan di luar wilayah Yaman.
Yaman berbatasan dengan Arab Saudi.
 Satu mobil yang sedang melintas ketika bom meledak, hancur dan menewaskan seluruh penumpangnya. (Reuters/Mohamed al-Sayaghi) |
Militer Yaman, dibantu serangan pesawat tak berawak milik AS, melakukan sejumlah serangan untuk mengusir Al Qaidah, tetapi kelompok militan ini ternyata mahir dalam menyembunyikan diri di bagian wilayah tak bertuan dimana mereka mendapat bantuan dari sejumlah suku Islam Sunni yang bersimpati.
Pada 1 Januari, satu pengebom bunuh diri menewaskan sedikitnya 26 orang di satu pusat kebudayaan kota Ibb, dalam serangan yang mensasar milisi Muslim Syiah Houthi.
Serangan-serangan yang terjadi dalam empat tahun terakhir selalu diarahkan ke sasaran infrastruktur keamanan Yaman.
Pada Mei 2012, serangan bom bunuh diri di satu parade militer menewaskan 90 orang, dan serangan terkoordinasi ke rumah sakit militer satu tahun lalu menewaskan 50 orang.
(yns)