Chicago, CNN Indonesia -- Sekelompok pramugari United Airlines mengatakan mereka dipecat secara ilegal karena menolak terbang ke Hong Kong dengan pesawat yang memuat pesan “ancaman” di bawah ekor mesinnya.
Ke-13 pramugari ini menyatakan hal tersebut dalam berkas tuntutan yang diajukan ke Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (6/1)
Dalam berkas ini mereka mengatakan bahwa tulisan tangan “Bye Bye” dan dua gambar wajah, satu tersenyum dan satu lagi bermimik “jahat” yang digambar dengan mempergunakan oli ditemukan di bawah mesin pesawat Boeing 747-400 di bandara San Francisco.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pramugari yang semuanya telah 18 tahun berkarir mengatakan maskapai penerbangan itu menolak menurunkan penumpang dan melakukan pemeriksaan keamanan.
Mereka mengatakan menentang perintah untuk bekerja karena yakin nyawa lebih dari 300 penumpang dan awak kapal di dalam jet jumbo ini dalam keadaan bahaya.
Setelah ditunda, pesawat yang dijadwalkan berangkat ke Hong Kong pada 14 Juli ini akhirnya dibatalkan. United menuduh pramugari itu membangkang dan memecat mereka.
United Airlines, anak perusahaan United Continental Holdings Inc, yang berkantor pus at di Chicago mengatakan akan melawan tuntutan hukum itu dengan sekuat tenaga.
Melalui surat elektronik, uru bicara perusahaan ini mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tim mereka telah menyelidiki masalah ini dan menyimpulkan tidak ada “ancaman keamanan yang meyakinkan.”
Dia mengatakan perusahaan itu telah mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Badan Penerbangan Federal dan menegaskan bahwa pilot dan ahli mesin memutuskan pesawat itu laik terbang.
Para pramugari ini mengajukan tuntutan berdasarkan Undang-Undang pemberi informasi federal yang melarang aksi pembalasan karena melaporkan kemungkinan pelanggaran dalam keamanan atau keselamatan penerbangan.
Mereka menuntut untuk dipekerjakan kembali dan pembayaran ganti rugi dan kompensasi lain.
“Mereka menolak maskapai penerbangan menekan mereka karena mereka percaya bahwa ada ancaman keamanan,” ujar David Marshall, pengacara para pramugari.
Berkas perkara ini menyebutkan bahwa mereka dalam keadaan waspada karena seminggu sebelumnya pihak berwenang federal mengumumkan pemeriksaan keamanan lebih ketat karena ancaman bahan peledak di atas pesawat.
Mereka juga mengatakan gambar dan kata-kata itu dibuat di pelabuhan udara sebelumnya yaitu di Seoul, Korea Selatan, yang berarti pesawat ini belum diperiksa secara teliti sebelum meninggalkan negara tersebut.
(yns)