PENEMBAKAN PARIS

Terduga Wanita Penyerangan Paris Diyakini Ada Di Suriah

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 11 Jan 2015 08:24 WIB
Sumber-sumber di Perancis dan Turki mengatakan Hayat Boumeddiene, buron dalam penyerangan Paris, meninggalkan Perancis minggu lalu.
Media Perancis, Le Monde, mengatakan Boumeddiene menikah dengan Amedy Coulibaly(Reuters/Paris Prefecture de Police)
Paris, CNN Indonesia -- Hayat Boumeddiene, wanita buron yang masih diburu oleh polisi Perancis sebagai tersangka dalam serangan Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi di Perancis, meninggalkan Perancis beberapa hari sebelum pembunuhan dan diyakini berada di Suriah, sumber Turki dan Perancis mengatakan pada Sabtu (10/1).

Setelah tiga orang yang menjadi tersangka penembakan di Charlie Hebdo dan polwan tewas dalam baku tembak dalam pengejaran polisi, polisi sekarang mencari Boumeddiene, 26, rekan dari salah satu penyerang.

Polisi juga mengambarkan ia "bersenjata dan berbahaya".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang sumber mengatakan bahwa Boumeddiene meninggalkan Perancis pekan lalu dan melakukan perjalanan ke Suriah melalui Turki. Seorang pejabat senior Turki menguatkan pernyataan itu, mengatakan ia melewati Istanbul pada 2 Januari.

"Pada 2 Januari, seorang wanita yang sesuai dengan profil dan penampakannya terbang dari Madrid ke Istanbul," kata sumber Reuters.

Sumber tersebut juga mengatakan ia ditemani oleh seorang pria dan memiliki tiket kembali pada 9 Januari, tapi tak pernah menggunakan tiket itu.

Seorang pejabat senior kemanan Turki mengatakan Paris dan Ankara sekarangbekerja sama untuk melacak Boumeddiene. Namun pejabat itu mengatakan tak ada peringatan apapun dari Perancis saat Boumeddiene tiba di Turki minggu lalu.

"Setelah mereka menginformasikan tentang dia (Boumeddiene) kepada kita, kami mengidentifikasi sinyal telepon selularnya pada 8 Januari. Kami pikir ia berada di Suriah saat ini tapi kami tidak memiliki bukti apapun tentang itu. Ia kemungkinan besar tidak berada di Turki," kata sumber itu. "Sinyal teleponnya terakhir terdeteksi pada 8 Januari."

Foto resmi Boumeddiene yang dirilis oleh polisi menunjukkan seorang wanita muda dengan rambut berwarna gelap, panjagnya di bawah telinga.

Namun media-media Perancis juga melansir foto Boumeddiene yang berkerudung dan bercadar, berpose saat memegang panah yang disebut dalam pelatiha di wilayah Cantal.

Media Perancis juga menyebut ia sebagai satu dari tujuh bersaudara dengan ibu yang telah meninggal saat ia masih muda dan ayah yang bekerja sebagai kurir.

Ketika dewasa, ia kehilangan pekerjaan sebagai kasir saat ia masuk Islam dan mulai menggunakan jilbab.

Media Perancis, Le Monde, mengatakan Boumeddiene menikah dengan Amedy Coulibaly--disebut sebagai mitra Boumeddiene dalam serangan Paris--dalam upacara keagamaan yang tidak terdaftar dalam catatan sipil Perancis pada 2009.

Kedua orange itu pernah diinterogasi polisi pada 2010, dan Coulibaly dipenjara atas keterlibataannya dalam percobaan membebaskan seorang teroris yang dipenjara karena melakukan penyerangan di transportasi publik di Paris pada 1995.

Polisi menjaga Paris
Ledakan terlihat dalam supermarket saat polisi mengepung supermarket yang berakibat tewasnya sandera dan penyandera, Amedy Coulibaly pada 9 Januari. (BFMTV/via Reuters TV)

Pasukan keamanan tetap berada dalam siaga tinggi sebelum pawai pada Minggu (10/1) menjelang pertemuan para pemimpin Eropa untuk solidaritas bagi 17 korban tewas dalam tiga hari kekerasan yang dimulai dengan serangan terhadap Charlie Hebdo pada Rabu (7/1) dan berakhir dengan dua pengepungan pada Jumat kantor percetakan di luar Paris dan supermarket.

Pasukan keamanan Perancis menembak mati dua bersaudara Kouachi, pelaku penyerang Charlie Hebdo setelah mereka berlindung dalam tempat percetakan. Mereka juga membunuh Amedy Coulibaly yang menanam bahan peledak di toko di Paris dalam pengepungan yang merenggut nyawa empat sandera.

Pada Sabtu, polisi dalam jumlah besar terlihat memadati di daerah sekitar ibu kota Paris, berpatroli di kantor-kantor media dan berbagai lokasi di mana warga Perancis berkumpul dalam aksi solidaritas.

Menteri Dalam Negeri Perancis mengatakan sebanyak 700 ribu orang berkumpul, termasuk 120 ribu di Tolouse, 75 ribu di Nantes dan 50 ribu di Marseille.

"Ini tidak lagi seperti sebelumnya," kata Maria Pinto, di sebuah jalan di pusat kota Paris. "Anda bekerja seumur hidup dan karena orang gila ini, Anda meninggalkan rumah Anda untuk pergi berbelanja, pergi bekerja dan Anda tidak tahu apakah Anda akan pulang."
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER