MIRAS OPLOSAN

Korban Bir Oplosan di Mozambique Bertambah Jadi 71 Orang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 14 Jan 2015 10:13 WIB
Diduga bir tradisional tersebut menjadi beracun setelah dioplos empedu buaya. Pemerintah akan menggelar pemakaman massal untuk mengubur para korban.
Diduga bir tradisional tersebut menjadi beracun setelah dioplos empedu buaya. Pemerintah akan menggelar pemakaman massal untuk mengubur para korban. (Ilustrasi/Thinkstock)
Mozambique, CNN Indonesia -- Sebanyak 71 orang tewas dan 200 warga lainnya terkapar sakit akibat menenggak bir tradisional yang diduga dicampur dengan empedu buaya di Mozambique, Afrika Selatan. Jumlah korban jiwa ini bertambah dari yang sebelumnya hanya 56 orang.

Mozambique Radio menyiarkan bahwa korban meninggal berada di rentang usia 18 hingga 60 tahun. Menurut stasiun radio tersebut, hingga Selasa (13/1), lebih dari 30 orang masih dirawat di rumah sakit.

Peristiwa ini berawal saat sejumlah warga Desa Chitima, Mozambique, pulang dari acara pemakaman pada Jumat (9/1) tengah malam. Dalam perjalanan, para warga ini kemudian berhenti di sebuah area di mana mereka dapat membeli bir tradisional bernama Phombe.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Sabtu (10/1), rumah sakit lokal dibanjiri kiriman jasad para warga yang menenggak minuman beralkohol tersebut. Kabar tersebut didapat oleh Mozambique Radio dari petugas kesehatan Cahora Bassa, Paula Bernado.

Kedatangan para korban ini sangat menyita perhatian pihak rumah sakit. Pasalnya, warga yang datang terus bertambah.

"Saat kami masih menyelidiki penyebab kematian, banyak orang lain berdatangan dengan keluhan diare dan penyakit otot lainnya. Lalu, banyak jenazah dari warga sekitar juga yang dibawa, ini menyita perhatian kami," papar Bernardo.

Phombe sendiri terbuat dari jawawut atau tepung jagung. Namun dalam kasus ini, diduga ada kandungan empedu buaya yang dicampurkan ke dalam Phombe sehingga beracun. Hingga kini, pihak berwenang masih menelusuri apa yang mengontaminasi minuman Phombe tersebut.

Pemakaman massal

Banyaknya korban yang jatuh tidak sepadan dengan luas area pemakaman di Desa Chitima. Untuk itu, pemerintah setempat memutuskan untuk membuat acara pemakaman massal yang dipimpin oleh seorang uskup.

Menurut penuturan pemerintah setempat kepada Mozambique Radio, hal ini terpaksa dilakukan karena kamar jenazah di rumah sakit lokal tidak dapat lagi menampung korban. Selain itu, keadaan jasad juga semakin buruk akibat meningkatnya suhu udara di daerah tersebut.

Pemerintah provinsi dikabarkan telah meluncur ke Desa Chitima. Menteri Kesehatan Mozambique juga akan meninjau langsung dengan membawa pasukan dokter bersama tim medis lainnya.

Selain tim kesehatan, pemerintah lokal juga telah menerima bantuan berupa obat-obatan dan peti jenazah. "Kami mendapat dukungan dari segala penjuru," ucap Bernardo. (den/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER