Manila, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus tiba di Filipina pada Kamis (15/1), yang menjadi tempat kedua dan terakhir dalam kunjungan Asianya.
Di Filipina, yang 80 persen dari populasinya yang berjumlah 100 juta jiwa adalah penganut Katolik Roma, Paus akan menyampaikan pesan kasih sayang bagi jutaan rakyat miskin, termasuk kepada para korban badai Hagupit Desember lalu.
Puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan Manila untuk menyambut kedatangan pertama Paus Fransiskus di negara Katolik terbesar di Asia itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyambut Paus, pemerintah Filipina menggelar operasi keamanan terbesar dalam sejarah Filipina.
Sekitar 50 ribu polisi dan tentara diturunkan di ibu kota Manila dan provinsi tengah Leyte di mana Paus akan menghabiskan akhir pekannya.
Pada Rabu (14/1), Presiden Benigno Aquino sendiri menginspeksi rute dan tempat publik yang akan menjadi lokasi Paus bertemu dengan rakyat Filipina.
Menteri Dalam Negeri Filipina Manuel Roxas mengatakan Aquino bersedia untuk menjadi pengawal oribadi Paus demi memastikan keamanannya.
Dalam pidato televisi pada Senin (12/1), Aquino menyerukan warga Filipina untuk mematuhi aturan keamanan setelah dua orang terbunuh saat prosesi ibadah pada Jumat (9/1).
Ditanya apakah ia gugup menjelang kedatangan Paus, juru bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Wilben Mayor mengatakan, “Untuk beberapa lama sekrang, ya. Ini sangat menantang untuk PNP.”
Pada 1970, seorang seniman Bolivia yang berpakaian seperti pastur mencoba untuk menikam Paus John Paul VI saat ia tiba di bandara Manila.
Pada 1995, sebuah kelompok militan Islam berkonsprasi untuk membunuh Paus John Paul II di Manila, namun rencana itu ketahui oleh polisi lebih dulu saat apartemen yang disewa oleh kelompok militan itu tak sengaja terbakar.
Penembak jitu akan ditugaskan di posisi-posisi penting di seluruh Manila dan Tacloban selama kunjungan Paus. Anjing pelacak juga akan dikerahkan selama kunjungan.