Kabul, CNN Indonesia -- Kandidat menteri pertanian kabinet Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjadi buron interpol terkait tuduhan penghindaran Pajak di Estonia.
Daftar buron situs Interpol menyebut Yaqub Haidari, 52 tahun, dicari di Estonia karena “penghindaran pajak berskala besar, penipuan nilai tukar” dalam kasus tahun 2003.
Juru bicara Presiden Ashraf Ghani mengatakan kantor kepresidenan tidak mengetahui bahwa Haidari tersangkut masalah hukum, tetapi kini tengah melakukan penyelidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Haidari masuk daftar buronan interpol selama bertahun-tahun, hal ini tidak diketahui atau dilaporkan secara luas di Afghanistan.
Ghani, yang tahun lalu dilantik sebagai presiden menggantikan Hamid Karzai, bertekad mengatasi korupsi dan mengatakan akan memilih para menteri berdasarkan kemampuan bukan koneksi mereka.
Tahun lalu Afghanistan berada di urutan keempat negara paling korup versi Transparansi Interansional, setelah sebelumnya negara ini selalu berada di urutan teratas.
Pengumuman daftar calon menteri kabinet Ghani dilakukan pada Senin (12/1), setelah menunggu lebih dari tiga bulan akibat perundingan dengan Abdullah Abdullah, mitra pemerintah bersatu yang merupakan pesaingnya dalam pemilu presiden.
Haidari sendiri membenarkan dia masuk daftar interpol, tetapi menyatakan diri tidak bersalah.
“Saya menjadi sasaran satu persekongkolan politik. Itu yang terjadi jika masuk dunia politik dan dunia bisnis,” ujarnya kepada kantor berita Reuters.
Dia mengatakan dia tidak berhutang pajak tersebut, tetapi seseorang yang membeli perusahaan miliknya yang beroperasi di Estonia.
Biografi Haidari yang dihimpun oleh Jaringan Analis Afghanistan merujuk satu wawancara di televisi ketika dia mengatakan pernah memiliki perusahaan ekspor-impor pertanian yang beroperasi di Eropa Timur dan Rusia.
Biografi itu menyebutkan bahwa saat ini bisnisnya berpusat pada konstruksi dan teknologi informasi serta produk-produk pertanian.
(yns)