MASALAH BURUH

Thailand Tak Jadi Pekerjakan Napi di Kapal Ikan

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 20 Jan 2015 14:32 WIB
Pemerintah Thailand membatalkan rencana memperkerjakan narapidana di kapal ikan yang kekurangan tenaga setelah protes terkait pelanggaran hak-hak asasi napi.
Industri perikanan Thailand terbesar ketiga di dunia tetapi kekurangan tenaga kerja, sehingga terjadi perdagangan manusia yang parah. (Ilustrasi/Antara/Zabur Karuru)
Bangkok, CNN Indonesia -- Pemerintah Thailand membatalkan rencana memperkerjakan narapidana di kapal-kapal nelayan setelah muncul tuduhan skema itu mengancam hak asasi para tahanan.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa rencana itu dibatalkan dan menegaskan bahwa langkah tersebut adalah “ide yang akan dikembangkan”.

Disebutkan pula bahwa kebijakan itu bertujuan membantu para narapidana berintegrasi kembali ke dalam masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut ide tersebut tidak akan menjawab penyebab utama kekurangan tenaga kerja di bidang perikanan yang memicu perdagangan manusia di industri ini.

Pada Desember Departemen Tenaga Kerja Thailand mengumumkan akan mengirim narapidana yang bersedia dan memiliki sisa masa tahanan kurang dari setahun untuk bekerja di kapal nelayan.

Langkah ini bertunuan mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor perikanan dan mengatasi perdagangan manusia yang dipicu oleh hal tersebut.

Thailand merupakan negara dengan catatan terburuk dalam sektor perdagangan manusia di dunia.

Negara ini merupakan pengekspor makanan laut terbesar ke tiga di dunia dengan lebih dari 300 ribu orang bekerja di sektor ini.

Kebanyakan dari pekerja sektor perikanan merupakan pekerja migran dari negara-negara tetangga yang seringkali mendapat perlakuan buruk. (yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER