Mesir akan Bebaskan Satu Lagi Wartawan Al Jazeera

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 03 Feb 2015 10:20 WIB
Menteri Luar Negeri Kanada John Baird mengatakan Mesir akan segera membebaskan satu lagi wartawan Al Jazeera berkebangsaan Mesir-Kanada.
Wartawan Al Jazeera (kiri-kanan), Mohamed Fahmy (Mesir-Kanada), Peters Greste (Australia), dan Bahes Mohamed (Mesir) ketika dipenjara. Greste telah dibebaskan pada Senin (2/2). (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wartawan Al Jazeera berkebangsaan Kanada-Mesir, Mohamed Fahmy, akan dibebaskan dari penjara Mesir. Kabar ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, sehari setelah dilepaskannya wartawan Al Jazaeera warga negara Australia, Peter Greste, pada Senin (2/2).

Seperti dilansir Channel NewsAsia pada Selasa (3/2), juru bicara Baird memastikan bahwa proses pelepasan Fahmy akan dilaksanakan segera, namum enggan untuk mengungkap informasi lebih lanjut.

Berita ini tersiar setelah para diplomat Kanada menggelar pertemuan dengan pemerintah Mesir di Kairo untuk mengupayakan pembebebasan tahanan dengan dua kebangsaan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahmy ditahan bersama dua rekannya dari Al Jazeera, yaitu Greste dan produser asal Mesir Baher Mohamed karena dituduh menyebarkan kebohongan, termasuk tuduhan membantu organisasi teroris yang merujuk ke kelompok Ikhwanul Muslimin yang kini dilarang di Mesir.

Setelah dibebaskan pada Minggu (1/2), Greste berharap pemerintah Mesir juga akan melepaskan kedua rekannya tersebut.

"Ini adalah langkah kemajuan yang besar. Saya hanya berharap Mesir melakukan hal yang sama kepada yang lain," ujar pria kelahiran 49 tahun silam itu kepada Pan-Arab Network seperti dikutip Channel NewsAsia.

Ketika diwawancara oleh Pan-Arab Network, Greste sedang transit di Siprus sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Australia. Emosi campur aduk berkecamuk di dalam batin Greste karena dengan perjalanan pembebasan tersebut, berarti ia harus meninggalkan kedua rekannya di Mesir.

"Saya merasa sangat marah mengenai teman-teman saya, meninggalkan mereka. Di antara semua kelegaan ini, saya masih merasakan kekhawatiran. Jika saya dimungkinkan bebas, mereka juga seharusnya bisa dibebaskan," tuturnya.

Tak hanya Greste, kolega Fahmy juga menunggu kabar pembebasan jurnalis tersebut. Tunangan Fahmy, Marwa Omara, mengungkapkan harapannya dengan berkata, "Kami berharap Mohamed akan dibebaskan dalam waktu dekat."

Kasus ini juga mendapat sorotan dari dunia global. Organisasi Amnesty International juga menyerukan bahwa penahanan keitga jurnalis ini seharusnya tidak terjadi.

"Ketiga pria ini menghadapi tuduhan yang direkayasa dan dipaksa untuk mengikuti pengadilan yang tidak biasa," ungkap Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Hassiba Hadj Sahraoui.

Kendati demikian, kepala penghimpun berita Al Jazeera, Heather Allan, mengaku tidak optimis Fahmy akan dibebaskan.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya percaya diri, tidak. Saya tidak tahu, sejujurnya. Apakah kami akan terus berjuang? Tentu saja. Kami tidak akan meninggalkannya di sana," katanya. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER