Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Italia menyita lebih dari 2.000 artefak kuno dalam sebuah operasi nasional yang bertujuan membongkar komplotan kriminal di Italia terkait dengan kekayaan arkeologis yang hilang dicuri.
Selama operasi, polisi menemukan sebuah rumah yang telah berubah menjadi museum pribadi berisi sekitar 550 temuan kuno, kata sebuah pernyataan polisi. Tiga orang telah ditangkap sehubungan dengan hal itu.
Operasi penyelidikan ini diluncurkan setelah terdapat lukisan yang dicuri dari House of Neptune di kota kuno Romawi Pompeii, dekat Naples, kata polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media Italia melaporkan hilangnya bagian dari lukisan Apollo dan Artemis di Pompeii Maret tahun lalu.
Polisi, yang menjuluki penyelidikan mereka “Artemis”, tidak mengatakan apakah mereka telah merestorasi lukisan yang diambil dari dinding tersebut.
Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini memuji operasi itu pada Rabu (4/3), yang dikoordinasi oleh pejabat anti-mafia di Naples dan melibatkan 142 polisi di lebih dari 20 kota di Italia.
“(Ini) telah menyebabkan restorasi ribuan barang arkeologi dan mengalahkan sebuah organisasi kriminal yang mendedikasikan diri mereka untuk menjarah warisan budaya Italia selatan,” kata Franceschini dalam sebuah pernyataan.
Di antara barang yang ditemukan adalah vas-vas untuk hiasan, koin dan fragmen bangunan kuno. Polisi juga menyita detektor logam dan barang-barang yang mereka gunakan untuk penggalian ilegal.
Menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh Italia dalam melindungi kekayaan budaya, pihak berwenang mengatakan bahwa hujan deras telah menyapu bagian dari taman di Pompeii, yang terkubur di bawah abu vulkanik hampir 2.000 tahun yang lalu.
Kerusakan terjadi di daerah itu karena akan direstorasi di bawah Proyek Besar Pompeii Proyek Besar yang akan memakan biaya 105 juta euro atau sekitar Rp1,5 triliun—sebagian diantaranya akan dibiayai oleh Uni Eropa.
Proyek ini telah tertunda karena perdebatan hukum terkait siapa yang harus melaksanakan pekerjaan.
(stu)