Kerabat Warga Mesir yang Dipenggal ISIS Berkabung

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 14:45 WIB
Warga Kristen Koptik Mesir yang dipenggal ISIS diculik saat mereka ke Libya mencari pekerjaan, keluarga mengenang mereka yang berjuang demi menghidupi keluarga.
Banyak kerabat yang langsung pingsan saat mendengar berita soal pemenggalan ISIS terhadap saudara-saudara mereka. (Reuters/Asmaa Waguih)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan pelayat berkumpul pada Senin (16/2) di gereja Kristen Koptik di desa al-Our, sebelah selatan Kairo, bersedih karena puluhan rekan mereka harus kehilangan nyawa saat mencari pekerjaan di Libya.

Tiga belas dari 21 warga Mesir yang dipenggal oleh ISIS berasal dari daerah miskin al-Our tersebut.

Seorang pria terlihat sulit menerima kematian anaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Oh Kerollos, ini adalah pesta pernikahanmu. Aku sangat menyesal anakku, karena aku tidak punya cukup uang untuk pergi dari tempat ini,” ia berkata.

Spanduk hitam tergantung di dinding Gereja Mariam, bertuliskan “Mesir bangkit, darah para martir memanggil Anda untuk membalas dendam.”

Kerabat dari mereka yang dipenggal pingsan saat mendengar kabar soal kematian mereka.

Foto korban diletakkan di samping gambar Yesus. Tidak ada peti mati karena tubuh para korban, yang mengenakan baju terusan berwarna oranye saat dibunuh, tidak ada kembali ke rumah.

Pemuka dari al Azhar, pusat utama pembelajaran Islam di Mesir yang mengutuk pemenggalan kepala oleh ISIS, bergabung dalam upacara berkabung.

Banyak yang tidak bisa memahami mengapa orang-orang yang hanya ingin mencari nafkah untuk keluarga mereka di rumah, dibantai oleh ISIS, yang telah menguasai banyak wilayah di Irak dan Suriah dan kini memperluas daerah kekuasaan mereka ke Libya yang berbatasan dengan Mesir.
Kerabat mengatakan para pemuda yang dipenggal ISIS dengan brutal hanya mencoba mencari peruntungan saat mereka diculik di Libya. (Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

“Mereka bukan manusia. Mereka adalah monster. Mereka menahan orang tak bersenjata yang mau memberi roti untuk keluarga mereka,” kata Pastor Tawadros, pendeta dari gereja Koptik.

Karena sulitnya mencari pekerjaan di rumah, banyak anak muda Mesir yang putus asa mencari pekerjaan di Libya, meski negara itu kini didera konflik yang akan menjurus pada perang saudara.

Mengingat tingginya tingkat pengangguran Mesir, diprediksi masih tetap banyak pemuda yang akan ke Libya, meski peristiwa pemenggalan ISIS membuktikan bahwa kelompok militan itu tak pandang bulu, menyasar siapapun dari negara manapun.

Anggota keluarga lain berbicara tentang Milad Sameer Majli, 23, yang hanya berada di Libya 15 hari sebelum ia diculik.

Pastor Sami Naseef mengatakan cerita dari mereka yang tewas sama. Mereka adalah orang-orang yang mencoba peruntungan mereka dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Naseef berbicara tentang Abanoob Atiya, 23, yang memiliki gelar sarjana teknik yang hanya mendapatkan 320 pound Mesir (setara Rp530 ribu), sebagian besarnya diserahkan pada saudara-saudaranya, lalu sisanya untuk uang transport.

“Setelah ia selesai wajib militer, ia memutuskan untuk pergi ke Libya, mencari uang untuk keluarganya,” kata Naseef.

Namun Naseef tak pernah kembali. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER