Sedikitnya 89 Anak Laki-laki Sudan Selatan Diculik

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 22 Feb 2015 10:28 WIB
Badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan setidaknya 89 anak-anak di Sudan Selatan diculik dan ditengarai akan dijadikan tentara anak-anak.
Penggunaan tentara anak di Sudan Selatan memiliki sejarah panjang, sejak negara itu berkonflik dengan Sudan pada 1980an. (Reuters/Katy Migiro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok pria bersenjata di Sudan Selatan telah menculik sedikitnya 89 anak laki-laki, sebagian masih berusia 13 tahun, dari sekolah mereka di negara bagian Upper Nile yang kaya minyak.

PBB mengatakan pada Sabtu (21/2), bahwa anak-anak itu diculik saat tengah melakukan ujian dan jumlah anak yang diculik bisa "lebih besar”.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan, sehingga motif penculikan masih belum jelas, meskipun di waktu lalu, kelompok bersenjata merekrut anak-anak secara paksa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konflik telah menyebar luas di Sudan Selatan sejak Desember 2013 ketika pertempuran meletus di ibu kota Juba antara tentara sekutu Presiden Salva Kiir dan mereka yang setia kepada mantan wakilnya, Riek Machar.

Setidaknya 10 ribu orang telah tewas dan 1,5 juta lainnya menjadi pengungsi.

Badan anak-anak PBB, UNICEF mengatakan sekitar 12 ribu anak telah direkrut oleh kelompok-kelompok bersenjata sejak pecahnya perang.

Insiden terbaru terjadi di dekat Malakal, ibu kota negara bagian Upper Nile, di sebuah desa kecil yang populasinya telah membengkak menjadi sekitar 90 orang karena banjir pengungsi.

"Menurut saksi, tentara bersenjata mengepung penduduk dan menggeledah rumah demi rumah. Anak laki-laki lebih tua dari 12 tahun dibawa pergi dengan paksa," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.

Penduduk di mana serangan itu terjadi sebagian besar terdiri dari anggota suku Shilluk, kelompok etnis terbesar ketiga Sudan Selatan setelah Kiir Dinkas dan Machar Nuers.

Perang antar suku di Sudan Selatan sebagian besar melibatkan Dinkas Nuers, sementara suku Shilluks dikenal lebih netral.

Penggunaan tentara anak-anak di Sudan Selatan, yang baru merdeka pada 2011 silam, memiliki sejarah panjang.

Banyak kelompok bersenjata telah merekrut anak-anak saat Sudan Selatan dalam konflik berkepanjangan dan upaya memerdekakan diri dari Sudan pada 1983-2005.

Bulan lalu, PBB mengamankan janji untuk pembebasan sekitar 3.000 tentara anak di Sudan Selatan, yang mereka sebut sebagai “salah satu demobilisasi anak terbesar.” (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER