Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah video pengakuan dua orang polisi California, Amerika Serikat, yang diungkap dalam pemberitaan televisi ABC 10 pada Minggu (23/2) menggemparkan dunia maya Amerika Serikat. Kedua polisi tersebut mengaku memukuli pria
down syndrome tanpa alasan dan menolak meminta maaf.
Rekaman audio visual ini menyorot kasus seorang pria pengidap penyakit
down syndrome bernama Antonio Martinez. Ia dan adiknya sedang berjalan menuju toko kue milik orang tuanya ketika tiba-tiba dua polisi menyergapnya dan menyemprotkan merica ke matanya.
Setelah kepalanya dibenturkan ke trotoar dan dipukuli, Martinez diborgol. Adik Martinez sontak berteriak dan mengatakan bahwa abangnya memiliki penyakit
down syndrome.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih dibebaskan, Martinez malah dipenjara atas tuduhan menolak penahanan.
Keluarga Martinez mengajukan gugatan dengan tuduhan kekuatan berlebihan, pelanggaran hak konstitusional Martinez, dan pertanyaan mengenai kebijakan penegakan hukum tentang penyandang cacat mental.
Deputi Polisi Jeffrey Guy dan Kapten Joe Rod akhirnya mengaku bersalah, tapi menolak meminta maaf.
Dalam cuplikan video, kuasa hukum keluarga Martinez bertanya, "Apa kesalahan yang ia lakukan?"
Rodi menjawab, "Ia tidak memiliki kesalahan yang bisa membuatnya dihentikan dan dipukuli."
Kuasa hukum Martinez, Jude Basile, menjelaskan bahwa keluarga mau mencapai kesepakatan jika kepolisian menuruti tiga tuntutan, yaitu harus meminta maaf kepada Martinez dan keluarga, merilis kebijakan untuk menangani penyandang cacat mental, dan petugas harus menjadi sukarelawan dalam olimpiade khusus.
Namun, jawaban mengecewakan keluar dari mulut kedua polisi. "Mereka berkata, 'Ya, kami tidak tahu bagaimana mengatakannya, itu yang pertama. yang kedua, kami tidak memiliki kebijakan dan prosedur, dan hal ketiga, tentu saja tidak. Kami tidak bisa menjadi sukarelawan,'" papar Basile.
(stu/stu)