Paris, CNN Indonesia -- Serangkaian kuburan massal ditemukan di bawah sebuah supermarket di Paris, Perancis pada awal pekan ini. Diduga, ratusan mayat di dalamnya adalah korban wabah mematikan ribuan tahun lalu.
Diberitakan The Guardian, kuburan massal itu terletak di bawah tanah supermarket Monoprix, Jalan Sebastopol, Paris. Sementara di supermarket, para pelanggan asyik berbelanja, ahli arkeologi bekerja mengidentifikasi jenazah di bawahnya.
Penemuan ini terjadi saat pihak supermarket ingin memperluas gudang agar muat lebih banyak barang. Diperkirakan ada sedikitnya 200 jenazah ditemukan di bawah tanah supermarket tersebut, bahkan diduga jumlahnya lebih banyak lagi seiring penggalian yang masih dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan supermarket itu memang berdiri di bekas rumah sakit pada abad pertengahan. Dugaan awal, jenazah-jenazah itu adalah korban tewas wabah mematikan di daerah tersebut.
Saat para ahli menggali lebih dalam, mereka terkejut menemukan lebih banyak lagi kuburan massal. Sejauh ini telah ditemukan delapan kuburan, tujuh di antaranya berisikan lima hingga 20 jenazah di liang sedalam 1,5 meter di area seluas 100 meter persegi.
"Kami memang berharap menemukan jenazah karena kami tahu tempat ini adalah bekas kuburan rumah sakit, tapi tidak mengira akan sebanyak ini. Kami telah menemukan kuburan serupa di Marseilles dan Troyes, namun baru kali ini mendapatinya di Paris," kata Solène Bonleu dari Institut Riset Arkeologi Paris.
Mayat-mayat yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak itu terawetkan dengan pasir dan tangan mereka tersilang di dada, diduga karena tubuh mereka dibalut kain.
Peneliti saat ini tengah melakukan penelitian penanggalan karbon dan uji DNA untuk mengetahui kapan jenazah tersebut meninggal. Paris dilanda wabah mematikan di abad ke-14, 15 dan 16, salah satunya cacar air. Ditambah lagi, di era itu kerap terjadi banjir dari sungai Seine yang menewaskan ribuan orang.
Rumah Sakit Trinité di tanah tersebut didirikan tahun 1202 dan awalnya bernama Croix de la Reine. Rumah sakit itu dioperasikan oleh para rahib dan melayani orang-orang miskin dan peziarah dari utara pada 1353.
Di pertengahan abad ke-16, sebagian rumah sakit itu digunakan sebagai panti asuhan bernama Hospice des Engants-Bleus. Rumah sakit dan panti asuhan itu ditutup saat Revolusi Perancis dan kemudian dijual. Bangunan itu dihancurkan oleh pemiliknya yang baru pada 1817.
(den)