Tiongkok Minta Myanmar Turunkan Tensi di Perbatasan

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2015 09:44 WIB
Tiongkok meminta Myanmar untuk menurunkan tensi menyusul bentrokn yang menewaskan 47 tentara di wilayah utara Myanmar.
Ribuan pengungsi telah memasuki provinsi barat daya Tiongkok di Yunnan, mayoritas karena ketidakpuasan terhadap pemerintah Myanmar. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiongkok meminta Myanmar untuk “menurunkan tensi” di sekitar perbatasan negara itu dengan Tiongkok, dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Liu Zemin kepada utusan Myanmar pada Rabu (4/3), menyusul bentrokan yang mendorong arus pengungsi ke Tiongkok.

Myanmar menuduh tentara bayaran asal Tiongkok ikut andil dalam pertempuran antara pemberontak etnis Tiongkok dengan pemerintah Myanmar di wilayah utara Kokang, yang menewaskan setidaknya 47 orang. Karena pertempuran itu, Myanmar telah berusaha untuk meminta pertolongan Tiongkok demi mencegah “serangan teroris” di wilayahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertempuran itu pecah bulan lalu antara pasukan Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), yang merupakan sisa-sisa Partai Komunis Burma, pasukan gerilyawan yang didukung Tiongkok yang memerangi pemerintah Myanmar sebelum 1989.

Ribuan pengungsi telah memasuki provinsi barat daya Tiongkok di Yunnan, mayoritas karena ketidakpuasan terhadap pemerintah Myanmar.

Zhenmin mengatakan kepada utusan Myanmar bahwa Tiongkok telah "secara konsisten menghormati kedaulatan Myanmar dan integritas teritorial.”

Tiongkok "berharap pihak-pihak terkait dapat menahan diri dan menurunkan tensi sesegera mungkin di Myanmar utara, dan dengan sungguh-sungguh menjaga stabilitas Tiongkok-Myanmar wilayah perbatasan,” Liu menambahkan dalam sebuah pernyataan.
Myanmar menuduh tentara bayaran asal Tiongkok ikut campur dalam pertempuran di Kokang. (Reuters/Soe Zeya Tun)

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan utusan Myanmar adalah mantan duta besar untuk Tiongkok yang mengunjungi Beijing sebagai wakil khusus.

“Pihak Myanmar berterima kasih pada Tiongkok karena telah membantu dalam menangani situasi di Myanmar utara dan bersedia untuk tetap berhubungan erat dengan Tiongkok,” kata pernyataan itu, mengutip utusan Myanmar yang namanya tak dijelaskan dalam bahasa Inggris.

Dipimpin oleh komandan Peng Jiasheng yang beretnis Tiongkok, MNDAA melanggar gencatan senjata dengan pemerintah yang berlangsung sejak 2009, ketika pasukan pemerintah mengambil alih wilayah Kokang dalam konflik yang mendorong puluhan ribu warganya mengungsi ke Tiongkok.

Kembalinya Peng baru-baru ini dilihat sebagai akar pertempuran baru.

Dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Tiongkok pekan lalu, Peng membantah ia telah menerima bantuan dari warga atau tentara bayaran Tiongkok. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER