Beijing, CNN Indonesia -- Ratusan warga Tiongkok, termasuk para penambang dan pedagang batu giok, berada di antara 2.000 warga sipil yang terperangkap akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak di Myanmar utara, menurut media Tiongkok Global Times pada Senin (19/1).
Mereka terperangkap di negara bagian Kachin yang merupakan wilayah perbatasan Myanmar-Tiongkok di mana militer Myanmar memerangi pemberontak Kachin Independence Army (KIA) selama bertahun-tahun.
Para warga Tiongkok itu bekerja sebagai pedagang giok, penambang emas dan penebang pohon, kata laporan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat tambang terbuka di kota Kachin dari Hpakant, yang menjadi sumber terbesar dari giok Myanmar.
Intelijen pemberontak mengatakan kepada Global Times bahwa mereka terperangkap hanya memiliki makanan dan air yang terbatas dan tanpa persediaan obat-obatan.
Seorang pejabat konsulat Tiongkok mengatakan Kementerian Luar Negeri sedang dalam proses mengkonfirmasi laporan itu dan bahwa tidak ada warga negara Tiongkok yang tercatat meminta bantuan.
Pejabat dari kelompok etnis bersenjata mengatakan kepada Global Times mereka akan mengizinkan warga Tiongkok pulang "jika kondisi memungkinkan".
Laporan itu mengatakan Myanmar telah meningkatkan kehadiran militernya di Kambaiti Pass, yang terletak di perbatasan dengan Tiongkok, dalam upaya untuk mengekang lalu lintas lintas ilegal di perbatasan.
Hal itu bisa menghalangi warga Tiongkok yang tak memiliki dokumen lengkap untuk pulang ke rumah mereka, Global Times mengatakan, mengutip sumber anonim. Beberapa dari mereka dilaporkan bersembunyi di rumah-rumah dan di hutan-hutan dekat perbatasan.
Daerah ini terkenal karena berkembangnya perdagangan giok ilegal, banyak yang diselundupkan Tiongkok.
Di Myanmar, pembicaraan damai antara kelompok pemberontak dan pemerintah semi-sipil yang mengambil alih kekuasaan pada 2011, berakhir pada September lalu tanpa kesepakatan.
KIA mengangkat senjata pada 1961 dan merupakan yang kedua terbesar dari sekitar 20 kelompok bersenjata etnis yang ada di Myanmar.