Pekerja Asing Termasuk dari Filipina Diculik ISIS di Libya

Ike Agestu/CNN | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 07:21 WIB
ISIS diyakini menculik setidaknya sembilan pekerja asing yang bekerja di kilang minyak milik perusahaan Austria di Libya.
Libya didera perang suku setelah gerakan revolusi menjatuhkan Gaddafi, akhir-akhir ini termasuk munculnya kelompok militan yang berbaiat setia pada ISIS. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sembilan pekerja asing dipercaya berada di tangan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS setelah serangan di kilang minyak Libya, menurut pejabat berwenang.

Pemerintah Libya yang diakui secara internasional menyalahkan ISIS atas serangan pada Jumat pekan lalu, saat ladang minyak Al-Ghani sengaja dibakar.

Para pekerja asing yang diculik bekerja untuk VAOS, sebuah perusahaan minyak milik Austria yang bermarkas di Tripoli, ibu kota Libya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka termasuk empat pekerja dari Filipina, Austria, Czech dan Ghana, menurut pemerintah Filipina. Pemerintah Bangladesh juga mengatakan bahwa salah seorang warganya disandera, sedang kewarganegaraan seorang pekerja lain belum diketahui.

Penculikan ini terjadi setelah beberapa kelompok militan Libya berbaiat pada ISIS dan tumbuh makin kuat.

Mesir menggempur militan ISIS di Libya bulan lalu setelah pemenggalan 21 warga Kristen Koptik Mesir.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan pada Senin (9/3) bahwa kedutaan mereka di Tripoli telah berkoordinasi dengan perusahaan minyak Austria dan otoritas Libya untuk menemukan “lokasi warga Filipina yang diculik dan memastikan keselamatan serta pembebasan mereka dengan segera.”

Martin Weiss, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Austria mengkonfirmasi bahwa sumber kredibel telah memastikan bahwa pekerja Austria dan pekerja asing lain sudah berada di tangan ISIS.

Sudah diperingatkan

Serangan di Al-Ghani adalah yang terbaru dari serangkaian serangan serupa yang dilakukan oleh ISIS untuk merebut kilang minyak.

Korporasi Minyak Nasional Libya mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa mereka sudah memperingatkan VAOS lebih dari dua minggu lalu untuk meninggalkan area itu karena alasan keamanan.

VAOS belum memberikan komentar terkait hal itu.

Pemerintah Filipina mengatakan terdapat 52 orang Filipina yang bekerja pada VAOS namun sudah “direlokasi” dari Al-Ghani sebelumnya dan kini berada di Tripoli.

Sementara itu, tiga warga Filipina lain hilang di Libya sejak mereka diculik di kilang minyak Mabruk pada Februari lalu.

“Kasus-kasus ini menggarisbawahi naiknya ekskalasi ancaman terhadap keselamatan dan keamanan bagi para pekerja di kilang minyak Libya yang menjadi target dari kelompok bersenjata dalam beberapa minggu terakhir,” kata Charles Jose, juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina.

Ia juga mengatakan saat ini otoritas Filipina tak benar-benar yakin bahwa penculik adalah militan ISIS. (stu)
ARTIKEL
TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER