Usut 16 WNI Coba ke Suriah, Indonesia Utus Tim ke Turki

Resty Armenia/Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 13 Mar 2015 12:31 WIB
Pemerintah mengirimkan tim khusus untuk berkoordinasi dengan otoritas Turki guna mendalami tujuan 16 WNI yang ditahan saat akan menyeberang ke Suriah.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, memberikan konfirmasi bahwa pemerintah Indonesia akan mengirimkan tim untuk berkoordinasi dengan otoritas Turki guna mendalami tujuan kepergian 16 WNI yang ditahan saat akan menyeberang ke Suriah pekan lalu. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Guna menyelidiki lebih lanjut tujuan kepergian 16 warga negara Indonesia yang ditahan oleh pemerintah Turki saat berupaya menyeberang ke Suriah pada Rabu (4/3) lalu, pemerintah Indonesia akan mengirimkan tim khusus ke Turki.

"Kita akan mengirim satu tim untuk terus meningkatkan kerja sama kita dengan Turki. Mudah-mudahan kalau tidak hari ini, besok, tim tersebut sudah berangkat. Jadi tidak hanya untuk kasus ini, tetapi ke depan kita akan terus jalin kerja sama yang kuat dengan otoritas Turki," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/3).

Dihubungi terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, menjelaskan lebih lanjut rencana pengiriman tim ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rencananya akan ada unsur BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI) dan Polri (Kepolisian Republik Indonesia)," kata Arrmanatha kepada CNN Indonesia.

Sebelumnya, beredar desas-desus yang mengindikasikan kekhawatiran pemerintah bahwa 16 WNI ini akan bergabung dengan kelompok militan di Suriah. Menurut Retno, hal tersebut yang akan didalami oleh tim ini bersama otoritas Turki.

"Kita masih dalami, mengenai apakah mereka menyebrang untuk bergabung dengan ISIS atau tidak, tetapi memang mereka merencakan untuk menyeberang ke sana. Nah, ini satu isu yang perlu kita dalami lebih jauh lagi," ucap Retno.

Sebelumnya, sempat terjadi simpang siur kabar mengenai identitas 16 warga yang ditahan pada Rabu lalu. Pasalnya, ada satu lagi kelompok yang terdiri dari 16 WNI juga dikabarkan hilang di Turki.

Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turki, akhirnya memberikan konfirmasi bahwa 16 warga negara Indonesia yang ditahan pemerintah Turki pada Rabu (4/3) berbeda dengan 16 orang yang memisahkan diri dari kelompok tur pada 24 Februari lalu.

Kelompok ini, menurut Tata, justru tiba di Turki lebih dulu, diyakini pada akhir Januari lalu.

Menurut penjabaran Tata, demikian Arrmanatha akrab disapa, 16 orang yang ditangkap dan kini berada di Gaziantep, kota perbatasan Turki dan Suriah,  terdiri dari seorang pria dewasa, empat perempuan dewasa, tiga anak perempuan, dan delapan anak laki-laki.

Ditanya soal di mana 16 WNI ini tinggal selama sebulan lebih di Turki sebelum tertangkap, Tata belum bisa memastikan, "Itu semua bagian dari investigasi yang akan dilakukan."

Kelompok tur yang menghilang masih belum diketahui

Sementara itu, kelompok yang memisahkan diri dari rombongan tur hingga kini belum diketahui keberadannya.

"Tetapi untuk yang 16 yang memisahkan diri dari rombongan tur, kemarin juga kita bicarakan. Dari otoritas Turki kita peroleh informasi, mereka belum dapat mengkonfirmasikan apakah keenam belas WNI tersebut masih berada di wilayah turki atau sudah menyebrang ke Suriah," tutur Retno.

Kelompok ini datang ke Turki sebagai wisatawan yang menggunakan jasa Smailing Tour bersama 25 orang lainnya pada 24 Februari lalu. Setelah tiba di Istanbul, mereka memisahkan diri, mengaku ada urusan keluarga dan akan kembali pada 26 Februari.

Seperti dijanjikan, pada 26 Februari ketua rombongan menelepon salah satu dari 16 orang tersebut, tapi mereka mengatakan urusan belum selesai dan nanti akan bergabung di bandara saat pulang.

“Setelah itu, mereka tak bisa dikontak lagi. Pada 28 Februari, ketua rombongan mengontak KBRI dan esoknya, pada 1 Maret, ia melaporkan secara rinci tentang apa yang terjadi,” tutur Konsul Jenderal Indonesia di Istanbul, Abdullah Hariadi Kusumaningprang, kepada CNN Indonesia pekan lalu.

Pihak KJRI, menurut Abdullah, segera melaporkan insiden itu ke Kemlu dan kepolisian Istanbul.

Memberikan rincian kejadian akhir, Abdullah berkata, “Pada 3 Maret, pukul 19.00 waktu setempat, KJRI ikut datang ke bandara untuk memantau dan memastikan kedatangan 16 WNI tersebut. Namun hingga batas akhir keberangkatan, mereka tak ada. Pesawat yang membawa rombongan itu berangkat pada 4 Maret pukul 00.40.”

(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER