Banjir Bandang di Angola, 64 Orang Tewas

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Mar 2015 02:07 WIB
Setelah dilanda hujan lebat selama beberapa hari, banjir bandang menerjang Angola barat pada Jumat (13/3), menewaskan ratusan orang.
Setelah dilanda hujan lebat selama beberapa hari, banjir bandang menerjang Angola barat pada Jumat (13/3), menewaskan ratusan orang. (Ilustrasi/Getty Images/Mario Tama)
Benguela, CNN Indonesia -- Setidaknya 64 orang tewas dalam banjir bandang yang menerjang Angola barat pada Jumat (13/3) setelah beberapa wilayah di negara tersebut diterpa hujan lebat selama beberapa hari.

Kantor berita Angola, Angop, melaporkan sebagian besar korban berasal dari kota pesisir Lobito di Provinsi Benguela. Di antara korban tewas terdapat 35 anak-anak.

"Warga sedang tidur, itu masalahnya, ketika banjir menerjang dan mengejutkan semua orang," Nuno Macedo, yang bekerja untuk kelompok bantuan Christian Aid di Angola, kepada Reuters, Jumat (13/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Macedo menjelaskan hujan deras terjadi sejak Rabu (11/3) malam, menghancurkan banyak bangunan, yang merupakan penyebab utama kematian.

Kantor berita Angop melaporkan sekitar 119 rumah roboh tersapu banjir.

"Pencarian (korban) dilakukan untuk mencoba menemukan mereka yang masih hilang, sehingga diperkirakan jumlah kematian akan terus meningkat," kata Tomilola Ajayi, juru bicara Christian Aid di London.

Sementara, Presiden Angola, Jose Eduardo dos Santos, menjanjikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana di Provinsi Benguela.

Ini bukan kali pertama Angola dilanda banjir bandang. Sebelumnya, banjir musim semi melanda Angola pada tahun 2009 dan 2013.

Pada bulan Januari, banjir terjadi di sejumlah negara Afrika lainnya, seperti Mozambik, Malawi, Madagaskar dan Zimbabwe. Jutaan orang di sejumlah negara tersebut terpaksa mengungsi tempat tinggal mereka terendam dan tersapu banjir.

Lebih dari 150 orang tewas akibat banjir di Mozambik, dan leih dari 250 lainnya tewas di Malawi. Sekitar seperempat juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di kedua negara tersebut. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER