Lumba-lumba Militer Jaga Pasokan Bom Nuklir Amerika

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Mar 2015 10:30 WIB
Puluhan lumba-lumba dan anjing laut dilatih militer AS untuk menjaga di garis depan, mencegah penyusup masuk dari permukaan dan dasar laut.
Puluhan lumba-lumba dan anjing laut dilatih militer AS untuk menjaga di garis depan, mencegah penyusup masuk dari permukaan dan dasar laut. (US Navy Photo))
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 9.000 bom nuklir Amerika Serikat diletakkan di pangkalan Angkatan Laut Kitsap, sekitar 32 kilometer dari Seattle. Sekitar 13 ribu personel militer ditempatkan untuk menjaga senjata tersebut. Namun di garis depan, penjagaan dilakukan oleh puluhan lumba-lumba militer yang terlatih.

Menurut juru bicara Angkatan Laut Chris Haley, dikutip dari Business Insider, Jumat (13/3), militer AS saat ini memiliki 85 lumba-lumba dan 50 anjing laut terlatih untuk berjaga di perairan sekitar Kitsap. Tugas para mamalia laut ini adalah menjaga pelabuhan dan perairan sekitar dari penyusup dari dasar laut.

Mereka dilatih beberapa hal untuk merespon jika ada penyusup yang masuk. Salah satunya adalah memberitahu titik pertemuan mereka dengan penyusup, atau hewan ini bisa dilengkapi penembak yang meluncurkan alat pelacak pada penyusup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka menembak penyusup di kaki dan pelacak akan menempel terus, tidak bisa dilepas sampai dibawa ke atas permukaan," kata mantan pelatih lumba-lumba AL AS, Clayton Swansen.

Pangkalan AL Kitsap yang juga dikenal sebagai markas kapal selam Bangor merupakan gudang penyimpanan bagi 9.962 senjata nuklir Amerika.

"Ini menjadikan Bangor sebagai gudang senjata nuklir terbesar di Amerika Serikat, bahkan mungkin di seluruh dunia," tulis Seattle Times pada 2006.

Lumba-lumba yang dilatih untuk keperluan militer bukan sesuatu yang baru. Tahun 1960an, lumba-lumba telah dilatih untuk mempelajari soal hidrodinamika. AL Amerika bersikeras bahwa hewan ini tidak dilatih untuk melukai manusia.

Namun pada saat perang di Vietnam dan Teluk Persia, lumba-lumba digunakan untuk berjaga jika ada kapal atau penyelam yang mendekat. Biasanya pada tubuh mereka dilekatkan bahan peledak.

Uni Soviet juga sempat mengembangkan program lumba-lumba militer. Program ini kemudian ditransfer ke Ukraina usai Soviet runtuh. Setelah krisis di Crimea terjadi tahun 2014, program ini ditransfer lagi ke Rusia, seperti diberitakan Sputnik. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER