ISIS Diduga Menggunakan Senjata Kimia

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 15 Mar 2015 18:27 WIB
Otoritas Kurdi di Irak Utara mengatakan mereka memiliki bukti ISIS menggunakan gas klorin ketika bertempur.
ISIS diyakini menggunakan gas klorin dalam salah satu serangan bom mobil mereka. (Reuters/Wissm al-Okili)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Kurdi di Irak Utara mengatakan pada Sabtu (14/3) bahwa mereka memiliki bukti ISIS menggunakan gas klorin sebagai senjata kimia ketika bertempur dengan pasukan Peshmerga.

Dewan Keamanan wilayah semi-otonom Kurdi mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa pasukan Peshmerga mereka telah mengambil tanah dan sampel pakaian setelah ISIS menyerang dengan bom mobil pada 23 Januari silam.

Analisis laboratorium menunjukkan "sampel mengandung kadar klorin yang menunjukkan zat itu digunakan dalam bentuk senjata.” Tuduhan pejabat Kurdi ini tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Klorin adalah senyawa yang digunakan sebagai senjata kimia pada Perang Dunia Pertama. Zat itu dilarang di bawah Konvensi Senjata Kimia tahun 1997, yang melarang semua penggunaan senyawa beracun di medan perang.

Pernyataan Kurdi mengatakan upaya pemboman mobil terjadi di jalan raya antara Mosul dan perbatasan Suriah. Sebuah sumber keamanan Kurdi mengatakan bahwa Peshmerga menembakkan roket ke mobil yang membawa bom sehingga tidak ada korban, kecuali pelaku bom bunuh diri.

Warga Kurdi di Irak pernah menjadi korban dari serangan kimia mematikan saat angkatan udara Saddam Hussein membom kota Halabja pada 1988 dengan gas yang menyebabkan setidaknya 5.000 orang tewas.

Komando Sentral AS dalam koalisi udara melawan ISIS mengatakan pada 30 Januari bahwa seorang ahli senjata kimia ISIS telah tewas dalam serangan udara enam hari sebelumnya di dekat Mosul - sehari setelah bom mobil yang dimaksudkan oleh otoritas Kurdi.

Ahli tersebut, Abu Malik, telah menjadi insinyur senjata kimia selama pemerintahan Saddam Hussein dan kemudian mengafiliasi dirinya dengan al-Qaidah di Irak pada 2005, menurut Komando Pusat. Ketika ia bergabung dengan ISIS, ia memberi kemampuan senjata kimia kepada kelompok militan itu.

Malcolm Dando, profesor keamanan internasional di University of Bradford, Inggris,  yang juga seorang ahli perang biologi dan kimia, mengatakan bahwa klorin adalah gas mudah diperoleh.

"Ini banyak digunakan, anda hanya perlu meng-google penggunaan industri klorin, itu secara luas digunakan dalam industri," katanya kepada Reuters.

Para diplomat Barat di Den Haag, telah lama mengkhawatirkan ISIS akan menggunakan senjata kimia. Tidak mudah untuk membuat senjata tersebut dan ISIS mencoba untuk merekrut ahlinya ketika mengambil alih Mosul tahun lalu, sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters. Namun usaha itu diyakini tak berhasil. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER