Port Vila, CNN Indonesia -- Tiga hari pasca badai Pam meluluhlantakkan Vanuatu, Presiden Baldwin Lonsdale menyatakan perubahan iklim merupakan faktor kunci dalam kerusakan di negara kepulauan di kawasan Pasifik tersebut.
"Perubahan iklim berkontribusi terhadap bencana di Vanuatu," kata Presiden dalam pernyataan yang disiarkan di televisi Australia menjelang keberangkatannya dari Jepang ke Sydney, Senin (16/3), dikutip dari Sputnik.
Badai Pam berkecepatan hingga 250 kilometer per jam telah menerjang Vanuatu dari Jumat (13/3) malam hingga Sabtu (14/3) pagi. Lebih dari 40 orang diduga tewas saat atap-atap rumah beterbangan dan pepohonan tercerabut dari akarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reuters melaporkan, jumlah korban tewas sejauh ini dilaporkan delapan orang, sementara 30 lainnya terluka. Namun angka itu belum dipastikan, mengingat badai belum lama terjadi dan pencarian terus dilakukan.
Lembaga bantuan internasional memperkirakan lebih dari 90 persen rumah rusak di sekitar ibu kota Port Vila yang berpenduduk 45 ribu jiwa.
"Hampir setiap bangunan yang bukan dari semen sudah rata,” kata pejabat di pulau yang memiliki penduduk sekitar 29 ribu, sekitar 200 km selatan ibukota, Port Vila, dikutip dari Reuters.
Sekitar 1.000 orang terpaksa mengungsi dan mencari perlindungan di pusat evakuasi di Port Vila ketika badai menerjang.
Hingga kini, kondisi puluhan ribu warga yang hidup di sejumlah pulau di selatan negara ini belum dapat dipastikan. Pemerintah kini terus berupaya membangun kembali jaringan komunikasi dengan masyarakat di daerah tersebut.
Sementara, Kedutaan Besar RI untuk Australia di Canberra, mengatakan bahwa WNI yang berada di Vanuatu dalam kondisi selamat.
“KBRI sudah mendeteksi sembilan WNI yang ada di Vanuatu, dan mereka sudah dikonfirmasi berada dalam kondisi selamat,” ujar Sade Bimantara, juru bicara KBRI di Canberra kepada CNN Indonesia pada Minggu (15/3).
Juru bicara Kemenlu RI,
Arrmanatha Christiawan Nasir pada Senin (16/3) menyatakan bahwa Indonesia siap mengirimkan bantuan dalam mengatasi masalah pasca badai. Namun, pemerintah belum dapat bergerak karena pemerintah Vanuatu belum dapat memastikan bantuan apa saja yang diperlukan.Negara kepulauan Vanuatu terdiri dari 83 pulau, memiliki populasi 260 ribu orang dan berjarak sekitar 2.000 km di timur laur Brisbane, Australia.
Selain Indonesia, beberapa negara lain juga menjanjikan bantuan dalam jumlah besar untuk menolong Vanuatu, seperti Australia, Selandia Baru dan Inggris.
(ama)