Swiss-Indonesia Kerja Sama Usut Aset Hasil Kriminal

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 16 Mar 2015 17:48 WIB
Indonesia dan Swiss sepakat untuk bekerja sama mengusut aset kriminal, termasuk aset hasil korupsi WNI di Swiss.
Indonesia dan Swiss sepakat untuk bekerja sama mengusut aset kriminal, termasuk aset hasil korupsi WNI di Swiss. (Detikcom/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Swiss kerap menjadi negara ‘persinggahan’ berbagai aset dari aktivitas kriminal, termasuk korupsi. Terkait hal ini, pemerintah RI akan bekerja sama dengan Swiss Untuk mengusut adanya aset hasil kriminal warga negara Indonesia di negara itu.

Rencana ini menjadi salah satu pokok pembicaraan antara Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Swiss, Didier Burkhalter dalam pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (16/3).

Dalam pertemuan tersebut, kedua Menlu sepakat pengusutan aset kriminal WNI di Swiss akan diwujudkan dalam kerja sama bantuan hukum timbal balik, atau dikenal juga dengan istilah Mutual Legal Assistance (MLA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada April nanti, tahap pertama negosiasi MLA akan dilaksanakan, dan kami sepakat untuk mendorong agara agreement MLA itu bisa ditandatangani tahun ini," ujar Retno.

Kerja sama ini, menurut Retno, sangatlah penting mengingat dampaknya bagi tindakan pemerintah Indonesia selanjutnya.

"Persetujuan itu menjadi dasar menyita, membekukan dan mengembalikan aset para pelaku kriminal dalam investigasi hasil krimimal," kata Retno.

Lebih jauh, persetujuan ini juga merupakan upaya kedua negara untuk memperlihatkan kepada dunia atas komitmen memerangi kejahatan lintas batas.

"Konklusi dari persetujuan MLA adalah untuk memberi pesan bagi komunitas internasional bahwa kedua negara punya komitmen berjuang melawan cross border crime," tutur Ratna.

Menyambut pernyataan Ratna, Didier juga mengaku akan membawa persoalan kerja sama ini ke tingkat multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Kami juga akan membawa masalah ini ke PBB untuk menyampaikan pentingnya persetujuan guna melawan kejahatan kriminal yang tadi kami sampaikan," papar Didier.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Didier dan Retno juga membicarakan pengembangan kerja sama ekonomi dan pariwisata antara kedua negara.

"Kami juga akan merancang proyek untuk promosi pariwisata. Untuk itu, harus ada komitmen kuat menguatkan kerja sama ekonomi," katanya.

Menurut data Kementerian Perdagangan, kerja sama ekonomi sektor non-migas antara Indonesia dan Swiss menurun 3,82 persen. Karena itu, Didier mengaku akan membantu Indonesia untuk menjadi eksportir kakao terbesar.

"Kami mendorong Indonesia untuk menjadi eksportir kakao terbesar," ucap Didier.

Selain itu, dalam pertemuan bilateral juga dibahas mengenai pengembangan kerja sama pariwisata antara Indonesia dan Swiss.

"Kami juga akan merancang proyek untuk promosi pariwisata. Untuk itu, harus ada komitmen kuat menguatkan kerja sama ekonomi," katanya. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER