Kosta Rika Pecahkan Rekor 75 Hari dengan Energi Terbarukan

Ike Agestu | CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2015 08:38 WIB
Negara di Amerika Tengah itu melewatkan 75 hari berturut-turut dengan tanpa menggunakan bahan bakar fosil sama sekali.
Pemerintah Kosta Rika bahkan menghindari ketergantungan pada PLTA pada sistem sungai yang arusnya berubah sesuai musim. (Pixabay/Falco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kosta Rika memecah rekor dengan menggunakan 100 persen energi terbarukan dalam 75 hari berturut-turut.

Hal ini tercapai berkat hujan deras yang membantu menggerakkan empat pembangkit lisrik tenaga air dalam tiga bulan pertama tahun ini, kata Institus Listrik Kosta Rika, dikutip dari The Independent, Minggu (22/3).

Tak ada bahan bakar fosil yang digunakan untuk menggerakkan tenaga listrik sejak Desember 2014, menunjukkan komitmen pemerintah Kosta Rika untuk energi bersih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski merupakan negara kecil dengan populasi sekitar 4,8 juta orang, Kosta Rika membuat langkah besar dalam pemakaian energi terbarukan.

Tahun lalu, 80% dari listrik Kosta Rika berasal dari PLTA, dengan energi dari panas bumi menyumbangkan sekitar 10% untuk kebutuhan listrik.

Saat ini, sekitar 94% kebutuhan energi negara yang memiliki banyak gunung berapi itu berasal dari energi terbarukan.

Saat ini, proyek pengolahan panas bumi sedang diusung, untuk menjami negara di Amerika Tengah itu tidak bergantung pada bahan bakar fosil di masa depan.

Pada pertengahan tahun lalu, pemerintah Kosta Rika menyetujui proyek untuk panas bumi sebesar US$958 juta atau setara dengan Rp 12, 4 triliun.

Pembangkit pertama, jika selesai, diharapkan akan menproduksi 55 megawatt listrik, yang cukup untuk menyuplai sekitar 55 ribu rumah. Dua pembangkit lain dengan kapasitas 50 megawatt juga akan segera di bangun.

Jake Richardson dari Clean Technicam mengatakan penting bagi Kosta Rika untuk tidak bergantung juga pada PLTA.

“Kabar baik bahwa lebih banyak panas bumi akan dimanfaatkan, karena banyak efek negatif dari terlalu bergantung pada PLTA, terutama pada sistem sungai, yang bergantung pada perubahan arus sungai sesuai musim,” kata dia.

“Kekeringan juga akan berdampak pada persediaan energi. Dan secara umum terdapat efek negatif dari PLTA secara umum, misalnya saja pada ekosistem sungai dan ikan yang melewatinya,” lanjut Richardson.

Forum Ekonomi Dunia mengempatkan Kosta Rika di urutan kedua di antara negara-negara Latin, setelah Uruguay, untuk infrastruktur listik dan ekonomi pada Global Competitiveness Index 2014.

Ini merupakan bukti dari komitmen pemerintah untuk tidak mengekploitasi deposit minyak negaranya yang terbentang di sepanjang pantai Karibia, karena alasan lingkungan. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER