Warga Singapura Beri Penghormatan Terakhir untuk Lee Kuan Yew

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 12:56 WIB
Antrian warga Singapura tampak mengular sepanjang 2 km, warga mengatakan ini adalah kesempatan terakhir untuk berterima kasih pada Lee Kuan Yew.
Antrian sepanjang 2 km terlihat di depan Gedung Parlemen Singapura, di mana warga berusaha untuk memberi penghormatan terakhir bagi Lee Kuan Yew. (Reuters/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan orang berbaris di jalan-jalan Singapura pada Rabu (25/3) saat kereta membawa peti mati Lee Kuan Yew, Bapak Pendiri Singapura Modern menuju ke Gedung Parlemen.

Lee meninggal pada Senin (23/3) dini hari di usianya yang ke-91.

Teriakan "Lee Kuan Yew" terdengar dari kerumunan saat kereta memasuki Gedung Parlemen di jantung distrik bisnis Singapura, di mana tubuhnya akan disemayamkan untuk publik hingga Sabtu mendatang. Pemakaman akan dilangsungkan pada Minggu (29/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peti mati yang diselimuti bendera Singapura itu dibawa dari istana yang menjadi lokasi kantor perdana menteri Singapura, tempat keluarga Lee menyelenggarakan upacara penghormatan secara privat sejak Senin.

Saat prosesi dimulai, para pemain bagpipe memainkan lagu “Auld Lang Syne”.

Lee, perdana menteri pertama Singapura, dihormati tak hanya di Singapura namun juga di Asia dan dunia karena telah berhasil mengubah negara dunia ketiga miskin yang baru lepas dari penjajahan kolonial menjadi salah satu negara maju di dunia, meski ia juga dikenal dengan sikap otoriternya.

"Banyak orang berpendapat bahwa ia sedikit keras. Tapi untuk memimpin, Anda harus sedikit keras," kata Mariam Mohammed, 52, yang berbaris di luar Gedung Parlemen bersama keluarganya.

Antrian orang-orang yang menunggu untuk masuk Gedung Parlemen mengular sejauh 2 km, melintasi sebuah jembatan di Sungai Singapore hingga ke daerah Boat Quay.

Sebuah toko bunga di halte kereta bawah tanah terdekat menawarkan bunga gratis kepada orang-orang dalam perjalanan mereka ke Gedung Parlemen.
Antrian mengular sejauh 2 km. Warga mengatakan ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk menyampaikan terima kasih. (Reuters/Edgar Su)

"Ini adalah kesempatan terakhir," kata Mohammed. "Saya akan mereka senang jika telah bertemu langsung dengannya untuk berterima kasih padanya secara pribadi. Tapi saya berharap dia tahu kami berterima kasih atas apa yang telah ia lakukan."

Prosesi dari istana ke Gedung Parlemen diselenggarakan dengan adat Singapura.

Informasi tentang penutupan jalan diinformasikan secara detail melalui media sosial dan situs web Land Transport Authority, dengan gangguan minimal untuk lalu lintas di luar daerah prosesi.

Tentara yang mengenakan kemeja putih dengan ban hitam di lengan mengatur kerumunan dan membagikan air minum kemasan.

Toilet portabel juga diletakkan di sepanjang jalan di depan Gedung Parlemen.

Ratusan orang keluar dari kantor mereka untuk menonton liputan langsung televisi yang menyiarkan prosesi pada layar raksasa yang didirikan di sebuah lapangan di daerah pusat bisnis.

"Saya pikir sangat penting bagi anak saya untuk memahami sejarah negara, sejarah seseorang yang memulai negara dan membawanya kepada  hari ini,” kata Nadim van der Ros, seorang pengusaha 37 tahun dan suami dari seorang penyanyi terkenal di Singapura. Dia dan anaknya yang berusia dua setengah tahun telah mengantri di luar parlemen selama satu jam.

"Kami akan membicarakannya ketika dia lebih besar dan bisa memahaminya,” ujar dia. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER