Jakarta, CNN Indonesia -- Pembebasan ratusan pria yang diperbudak di Benjina, Maluku, untuk mencari ikan di perairan Indonesia menjadi sorotan setelah dipublikasikan banyak media di seluruh dunia.
Salah satunya New York Daily News yang memberitakan soal lebih ratusan nelayan yang diselamatkan dari perbudakan di Indonesia. Lainnya adalah Business Insider yang mengambil tema sama, pembebasan lebih dari 300 nelayan dari Myanmar, Kamboja, Thailand dan Laos, dari perbudakan.
Mereka diselamatkan oleh petugas Kementerian Perikanan Indonesia yang sebelumnya memerintahkan moratorium penangkapan ikan untuk mencegah pemancingan ilegal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini pertama kali terkuak oleh Associated Press, AP, pekan lalu dalam penyelidikan lebih dari satu tahun. AP mewawancara lebih dari 40 nelayan yang diperbudak di Benjina, mendokumentasikan perjalanan kapal penangkap ikan dari desa di Indonesia.
Ratusan ABK ini diperlakukan bak budak, bekerja tidak kenal waktu, dengan bayaran sedikit, atau tanpa upah sama sekali. Mereka juga disiksa. Seorang ABK memperlihatkan bekas luka besar memanjang di pipinya, akibat sabetan parang anak kapten.
Termasuk tangkapan mereka adalah cumi-cumi, kakap, kerapu dan kerang. Kapal itu kemudian berlabuh di pelabuhan Thailand. Hasil tangkapan kemudian dikirim ke banyak pabrik untuk dibekukan dan dipasarkan, termasuk diekspor ke beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat.
Itulah sebabnya, New York Post memberitakan kasus ini dengan tajuk "Makanan Laut Kalian Bisa Jadi Hasil Perbudakan." Media ini juga menampilkan tayangan video AP, menampilkan penderitaan para nelayan.
Tema yang sama diambil oleh Daily Mail. Media asal Inggris ini, seperti yang lainnya, juga menampilkan foto-foto para nelayan yang diambil fotografer AP. Di antara foto-foto tampak kegembiraan mereka ketika diberitahu oleh petugas Indonesia untuk pergi dari Benjina.
Petugas Kementerian Perikanan Indonesia menawarkan mereka untuk pergi, karena khawatir nyawa mereka terancam setelah membocorkan perlakuan di pulau itu. Pasalnya, di pulau itu ditemukan juga kuburan massal dan penjara bagi nelayan.
Tidak pikir dua kali, tawaran itu langsung mereka terima. Ratusan nelayan langsung berlarian mengambil barang-barang mereka yang sedikit dan naik kapal pemerintah.
Kasus ini juga menjadi perhatian perhatian Organisasi Buruh Internasional, ILO. Pemerintahan Joko Widodo juga telah membentuk tim khusus untuk menangani perbudakan di Benjina.
Organisasi Migrasi Internasional, IOM, memperkirakan ada 4.000 pria yang diperdagangkan atau diperbudak di seluruh dunia. Di antaranya diduga tersebar di banyak pulau di sekeliling Benjina, terbengkalai tanpa pekerjaan, menyusul keputusan pemerintah menghentikan pencurian ikan.
Pemerintah memperkirakan hasil laut senilai miliaran dolar dicuri dari perairan Indonesia oleh kapal asing setiap tahunnya.
(den)