Aksi Menuntut Pemakzulan Presiden Digelar di 100 Kota Brasil

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2015 14:20 WIB
Ratusan ribu orang turun ke jalan menuntut Presiden Dilma Rousseff turun. Namun jumlahnya berkurang dari aksi serupa bulan lalu.
Ratusan ribu orang turun ke jalan menuntut Presiden Dilma Rousseff turun. Namun jumlahnya berkurang dari aksi serupa bulan lalu. (Reuters/Paulo Whitaker)
Sao Paulo, CNN Indonesia -- Ratusan ribu orang kembali turun ke jalan di lebih dari 100 kota di Brasil, menggelar aksi anti pemerintah. Mereka menuntut Presiden Dilma Rousseff untuk turun, menyusul perekonomian yang terpuruk dan skandal korupsi di perusahaan minyak negara.

Diberitakan Reuters, jumlah massa aksi yang digelar serempak di Brasil pada Minggu (12/4) ini berkurang dibandingkan pada demo serupa 15 Maret lalu yang menarik jutaan orang. Namun penyelenggara menegaskan bahwa aksi ini menunjukkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah.

Lembaga survei Datafolha mencatat sepertiga rakyat Brasil mendukung aksi tersebut dalam jajak pendapat Sabtu pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti aksi sebelumnya, kali ini massa juga meneriakkan "Dilma turun."

"Yang terbaik bagi dia adalah mengundurkan diri agar negara ini tidak terlalu menderita dengan pemakzulan," kata Sandra di Giacomo, demonstran di Sao Paulo.

Polisi mengatakan ada sekitar 275 ribu orang di Sao Paulo. Sementara Datafolha memperkirakan ada 100 ribu pengunjuk rasa di Sao Paulo pada Minggu, turun dari 210 ribu dalam aksi sebulan lalu.

Datafolha juga mengatakan, hampir dua per tiga rakyat Brasil mendukung pemakzulan Rousseff yang menang tipis dalam pemilu Oktober lalu. Namun tidak sedikit juga yang menyangsikan kasus korupsi di Petrobras bisa menjungkalkan Rousseff.

Korupsi Petrobras melibatkan puluhan politisi yang mengalirkan uang perusahaan untuk partai politik berkuasa, termasuk untuk membiayai pemenangan pemilu Rousseff tahun 2010. Politisi dituduh menerima suap dari berbagai perusahaan yang ingin bekerja sama dengan Petrobras, tindakan yang diduga telah mengakar sejak tahun 1990an.

Rousseff sendiri tidak tersangkut kasus ini. Namun banyak menyalahkan wanita 67 tahun ini karena lalai mengawasi pajak Petrobras, terutama saat dia bertahun-tahun memimpin perusahan itu sebelum menjadi presiden.

"Dilma berdiri di es yang tipis. Masa depannya tergantung dari kasus ini. Tidak ada yang berharap pemakzulan akan benar-benar terjadi karena berimplikasi pada tokoh politik lain, tapi tekanan populer bisa memaksanya turun," kata Cristia Lima, aktivis dari organisasi Brasil Melawan Korupsi. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER