London, CNN Indonesia -- Ketua Partai Buruh Inggris yang beroposisi mengatakan Perdana Menteri David Cameron membuat negara itu kehilangan pengaruh di panggung politik dunia akibat terlalu menitikberatkan pada masalah dalam negeri.
Kurang dari dua minggu sebelum pemilu pada 7 Mei, Ed Milliband mencoba mempertanyakan jejak rekam kebijakan David Cameron. Memang sejauh ini, tidak ada perdebatan terkait masalah-masalah internasional dalam kampanye kecuali masalah imigrasi.
Merujuk pada ketidakhadiran Cameron dalam perundingan Perancis-Jerman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina, kekacauan di Libya dan janji Partai Konservatif untuk melakukan referendum keanggotaan Inggris Raya dalam Uni Eropa, Milliband mengatakan perdana menteri Inggris ini menghancurkan pengaruh Inggris di panggung internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Milliband menyebarkan ringkasan pidato yang akan dibacakan dalam acara kampanye Jumat (24/4).
Dalam pidatonya ini Milliband mengatakan: “Cameron bertanggung jawab atas pengurangan terbesar pengaruh negara ini dalam satu generasi.”
“Sudah saatnya menolak pemikiran picik isolasionisme yang menjadi kebijakan pemerintah sekarang, menghilangkan wewenang kantor Perdana Menteri dan mengurangi pengaruh Inggris Raya.”
Dalam pemilu yang menurut jajak pendapat akan berjalan sangat erat, Milliband dan Cameron menjadi dua politisi yang kemungkinan akan memimpin pemerintah Inggris yang baru.
Milliband akan memanfaatkan pidato kebijakan internasional terbesarnya dalam kampanye kali ini untuk menuduh Cameron hanya memikirkan kepentingan politik jangka pendek partainya, bukan kepentingan negara, terutama terkait masalah Eropa.
Menurutnya Cameron menjanjikan referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada akhir 2017 untuk menenangkan kubu yang menentang Uni Eropa dan untuk melawan kebangkitan Partai Kemerdekaan UK, yang berhasil mengambil suara dukungan dari partai itu.
“Pendekatan pemerintah ini terhadap Eropa berarti ketika kepentingan Inggris juga didukung oleh negara anggota lain, para pemimpin Uni Eropa akan ragu mendukung kita karena mereka memandang negara ini sudah bersiap keluar dari Uni Eropa,” kata Milliband.
“Dia membawa kita ke ujung pintu keluar Uni Eropa karena dia terlalu lemah dalam mengendalikan partainya sendiri, dan terlalu khawatir dengan kebangkitan UKIP. Kebangkitan partai ini seharusnya dilawan, tetapi malah justru diladeni.”
Bayang-Bayang IrakKritik Milliband terhadap Cameron meliputi pernyataan bahwa kematian pendatang di Laut Mediterania, kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika merupakan dampak langsung dari kegagalan Cameron membuat rencana setelah konflik terjadi di Libya.
Dengan menyebut Cameron sebagai penganut isolasionisme yang gagal di panggung dunia, Milliband menjanjikan “multilateralime” dan mengatakan telah memetik pelajaran dari perang di Irak pada 2003 pimpinan Amerika yang didukung oleh Tony Blair, perdana menteri Inggris saat itu yang berasal dari Partai Buruh.
Prestasi terbesar Milliband dalam politik luar negeri terjadi pada 2013 ketika dia membuat geram para menteri pemerintah Inggris dan politisi AS karena menolak intervensi militer terhadap Presiden Bashar al-Assad dari Suriah.
Langkah itu merupakan kekalahan memalukan bagi Cameron yang membuat “hubungan khusus” dengan AS menjadi renggang. Milliband berhasil menggagalkan dukungan parlemen Inggris terhadap aksi militer itu, satu faktof yang mendorong Barack Obama mengambil keputusan untuk membatalkan rencana militernya.
Pidato Milliband ini tidak memuat rujukan terkait Amerika Serikat, sekutu militer terdekat Inggris selama lebih dari satu abad.
 PM David Cameron saat berkampanye bersama Walikota London Boris Johnson, pemilu Inggris kali ini diperkirakan akan berjalan sangat ketat. (Reuters/Toby Melville) |
Milliband yang merupakan putera cendekiawan aliran Marxist asal Belgia, tidak banyak menjelaskan upaya menghadapi negara-negara yagn gagal dan juga perang saudara yang terjadi dari Afghanistan dan Timur Tengah hingga Sahel.
“Kita harus belajar dari pengalaman aksi intervensi sebelumnya. Itu adalah pelajaran penting yang tidak akan saya lupakan,” kata Milliband.
“Intervensi yang sesuai dengan hukum harus didukung oleh dunia internasional, negara di kawasan dan juga tokoh-tokoh setempat. Langkah ini harus dilakukan dengan strategi yang jelas, yang harus juga memuat strategi transisi dan paska konflik yang menyeluruh.”
Milliband juga akan meminta negara-negara adidaya untuk meningkatkan peran PBB dalam menyelesaikan konflik di PBB, termasuk antara Israel dan Palestina.
Pada 2014, Ed Milliband yang mengaku orang Yahudi ateis, membuat marah sebagian warga Yahudi ketika dia memerintahkan partainya untuk mendukung mosi simbolis di parlemen Inggris untuk mendukung pengakuan Palestina sebagai negara.
(yns)