Jakarta, CNN Indonesia -- Sepuluh warga Tiongkok yang melarikan diri dari Amerika Serikat bulan ini didakwa
in absentia pada Kamis (30/4) atas tuduhan melanggar perintah pengadilan federal untuk tetap tinggal di AS selama investigasi terhadap ‘hotel bersalin’ di California.
BACA: FBI Gerebek 'Hotel Bersalin' di CaliforniaDepartemen Kehakiman AS mengatakan bahwa dari sepuluh orang itu, sembilan merupakan pelanggan “hotel bersalin”--yang menjadi tempat para wanita Tiongkok melahirkan bayi mereka di AS demi mendapatkan kewarganegaraan AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedang satu orang lagi disebut sebagai saksi penting dalam penyelidikan. Ia ditangkap di bandara internasional Los Angeles minggu lalu ketika mencoba naik ke pesawat menuju Tiongkok bersama suami dan anaknya yang baru lahir.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa sepuluh orang itu dituduh atas penghinaan terhadap pengadilan karena tetap meninggalkan negara itu meski telah diperintahkan untuk tetap tinggal.
Mereka juga dituduh membuat pernyataan palsu saat mengajukan visa, berbohong pada pihak imigrasi mengenai tujuan sebenarnya dari kunjungan perjalanan mereka ke AS.
Pernyataan itu juga menyatakan bahwa para ‘pelanggan’ asal Tiongkok ini membayar hingga US$50 ribu (setara ) untuk medapatkan visa kunjungan yang mereka klaim hanya beberapa hari.
Maret lalu, FBI menyerbu sekitar 20 kompleks apartemen dan lokasi lain di California yang dicurigai menjadi tempat para wanita asal Tiongkok ini melahirkan.
Konstitusi AS memberikan kewarganegaraan kepada setiap anak yang lahir di wilayah AS, terlepas dari keturunannya. Sementara para ahli imigrasi mengatakan bahwa wanita yang datang dari luar negeri ke AS dan melahirkan di sana bukanlah perbuatan ilegal.
Meski begitu, para penyelidik mengatakan mereka sedang mencari bukti kemungkinan tindak pidana termasuk penipuan visa dan pajak, pencucian uang dan konspirasi.
Departemen Kehakiman mengatakan perintah penangkapan federal telah dikeluarkan untuk sepuluh terdakwa, yang semuanya diyakini berada di Tiongkok.
Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman maksimum 25 tahun di penjara federal atas dakwaan pernyataan palsu tentang permohonan visa, dan lima tahun untuk melanggar perintah pengadilan.
(stu)