Jakarta, CNN Indonesia -- Dua hari menjelang pemilu Inggris, Partai Kemerdekaan Inggris Raya dan Anti-Uni Eropa (UKIP) memberhentikan sementara salah satu kandidat anggota parlemennya pada Selasa (5/5) karena mengancam akan menembak saingannya dari Partai Konservatif.
Dilaporkan Reuters, mengutip media Inggris, The Daily Mirror, kandidat anggota parlemen UKIP untuk daerah selatan Hampshire, Robert Blay, melontarkan komentar kontroversial saat membahas kemungkinan rivalnya dari Partai Konservatif, Ranil Jayawardena menjadi perdana menteri pertama Inggris asal Asia.
"Jika pemuda ini menjadi perdana menteri kami, saya pribadi akan menembakkan peluru kepadanya. Begitulah pandangan saya soal (kemungkinan) itu," kata Blay, yang komentarnya terekam dalam sebuah video.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Blay tak ayal menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Partai UKIP sendiri.
"Pandangan yang diungkapkan oleh Blay yang sangat menjijikkan. Secepatnya, dia akan diskors dari partai," kata seorang juru bicara UKIP yang tidak dipublikasikan namanya.
Blay merupakan salah satu politisi UKIP yang menerima skors karena melontarkan komentar yang rasis atau seksis.
Blay mengungkapkan dia "benar-benar membenci" Jayawardena, dan merasa rivalnya itu "tidak cukup pantas berada di parlemen Inggris".
Partai UKIP selalu menyangkal rasisme, namun tak berbuat banyak untuk menyangkal berbagai tuduhan rasis terhadap partai yang berhasil meraup dukungan suara sebanyak 10 persen dalam berbagai jajak pendapat belakangan.
Partai UKIP mengedepankan visi untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa dan berniat memperkenalkan kebijakan imigran baru yang serupa dengan Australia.
UKIP diperkirakan akan mengantongi beberapa kursi saja di bawah sistem pemilihan Inggris.
Namun, berbagai jajak pendapat memprediksi bahwa tidak ada partai tunggal akan memenangkan mayoritas suara dalam pemilu Inggris yang akan digelar pada Kamis (7/5).
Terkait hal ini, UKIP mungkin akan terlibat dalam perjanjian informal untuk mendukung referendum keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa, seperti yang dijanjikan Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri David Cameron.
(ama/ama)