Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan warga Rohingya pelarian dari Myanmar dilaporkan telah berada di berbagai penampungan di Aceh. Namun ribuan lainnya diprediksi masih terkatung-katung di lautan, belum bisa mencapai daratan.
Kondisi mereka mengenaskan, dengan perbekalan seadanya untuk kabur dari penyiksaan di negara asal. Rohingya disebut sebagai kelompok minoritas paling tertindas di seluruh dunia, karena tidak memiliki kewarganegaraan.
Badan Pengungsi PBB, UNHCR, mendesak negara-negara Asia Pasifik untuk memastikan keselamatan para pengungsi Rohingya ini. Salah satunya adalah dengan mencari keberadaan mereka di lautan lepas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengimbau negara-negara Asia Pasifik untuk mengerahkan tim SAR sebesar mungkin untuk menyelamatkan jiwa mereka yang masih terkatung di lautan," kata Mitra Salima, juru bicara UNHCR Indonesia pada CNN Indonesia, Senin (18/5).
Menurut Salima, saat ini belum ada upaya pencarian apa-apa di lautan yang dilakukan oleh pihak Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.
Kepala SAR Aceh Budiawan mengatakan bahwa mereka tidak bisa bergerak jika tidak ada aduan atau laporan dari masyarakat. Seperti pada 10 Mei lalu, SAR dibantu dengan nelayan dan TNI melakukan evakuasi kapal Rohingya ketika mendapatkan informasi dari warga yang melihat perahu pengungsi.
"Jika ada informasi baru Basarnas bergerak. Belum ada laporan yang mengharuskan pencarian," kata Budiawan.
Mitra mengatakan bahwa pendataan para pengungsi di Langsa akan segera dilakukan. Diperkirakan ada sekitar 800 Rohingya ditampung di timur Aceh tersebut. Sementara di Kuala Cangkoy, telah didata ada sekitar 332 orang warga Rohingya di pengungsian.
Budiawan menambahkan, di Lhokseumawe terdata ada 583 pengungsi Rohingya yang ditampung, di Tamiang ada 47. Mereka ditampung di gedung olahraga atau gudang-gudang nelayan.
UNHCR, kata Mitra, akan mendata dan mengidentifikasi tujuan kedatangan para warga Rohingya. Jika memang tujuannya untuk mencari suaka, UNHCR akan mencari solusi jangka panjang.
"Jika memang mereka ingin mencari suaka, kami ingin memastikan mereka tidak dikirim balik ke negaranya," ujar Mitra.
Menurut data UNHCR ada sekitar 25 ribu warga Muslim Rohingya yang mengungsi dari Myanmar dalam tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah ini dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
(den)