Masalah Politik Thailand Suburkan Perdagangan Manusia

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 21 Mei 2015 20:26 WIB
Polisi Thailand mengatakan ketidakstabilan politik Bangkok menyerap sumber daya polisi daerah sehingga menghambat upaya mengatasi perdagangan manusia.
Ratusan manusia perahu ditarik ke daratan Aceh sementara ribuan lainnya masih terkatung-katung di laut. (Antara/Rony Muharman)
Bangkok, CNN Indonesia -- Kekerasan politik selama bertahun-tahun di Bangkok sangat menyedot sumber daya kepolisian sehingga menghambat penyelidikan terhadap perdagangan manusia di Thailand Selatan yang kini tumbuh subur.

“Lihat Thailand tahun lalu. Ada kudeta dan sebelumnya muncul masalah politik selama bertahun-tahun,” kata Jenderal Aek Angsananont, wakil kepala kepolisian nasional Thailand, kepada Reuters.

“Dari mana polisi yang dikerahkan itu? Mereka datang dari daerah untuk membantu Bangkok. Kami tidak memiliki sumber daya untuk mengatasi masalah perdagangan manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kapan kami sangat lemah? Tahun lalu.”

Saat ini Asia Tenggara menghadapi krisis pendatang dimana ratusan “manusia perahu” yang kebanyakan Muslim Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh terkatung-katung di lautan.

Para pendatang sejak lama mempergunakan Teluk Bengali untuk menuju Thailand, tetapi operasi penggerebekan terhadap kamp-kamp perdagangan manusia yang dilakukan pemerintah Thailand tahun ini, mengganggu rute itu dan para pendatang pun terperangkap di tengah laut.

Menjelang konferensi yang bertujuan mengatasi krisis pendatang di Asia Tenggara, Jenderal Aek Angsananont mengatakan ada lima kasus perdagangan manusia yang sedang diselidiki. Namun, prosesnya bisa berjalan berbulan-bulan.

Polisi Thailand menangkap 43 orang yang diduga terlibat dalam perdagangan manusia, empat diantaranya polisi dan juga sejumlah politisi daerah.

Aek mengatakan belum menemukan bukti keterlibatan militer dalam kasus tersebut.

“Saya belum menemukan bukti hal ini melibatkan militer. Tetapi saya tegaskan bahwa sepenting apapun orangnya, kami akan menangkap mereka.”

Polisi belum menemukan bukti yang menghubungkan para tersangka dengan lebih dari 30 jenazah yang ditemukan di kamp perdagangan manusia di dekat perbatasan Malaysia bulan lalu.

Tahun lalu, status Thailand dan Malaysia di Daftar Perdagangan Manusia tahunan yang diterbitkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat diturunkan ke kategori paling rendah. Daftar ini berisi penilaian kinerja negara-negara di dunia dalam memerangi perdagangan manusia. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER