RI Tak Lakukan Pencarian Imigran yang Terkatung di Laut

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Kamis, 21 Mei 2015 14:49 WIB
Pemerintah Indonesia tidak meluncurkan operasi pencarian pengungsi dari Myanmar dan imigran asal Bangladesh yang masih terapung di laut lepas.
Jumlah imigran di Indonesia yang saat ini menunggu 'resettlement' telah mendekati angka 12 ribu jiwa. (Reuters/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia tidak meluncurkan operasi pencarian para pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar dan imigran asal Bangladesh yang masih terapung di laut lepas. Indonesia hanya akan menunggu pengungsi yang terdampar di perairan Indonesia.

"Untuk saat ini kita tidak mencari mereka ke laut, tapi kita akan membantu mereka ke daratan seandainya mereka terdampar di perairan kita," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta pada Kamis (21/5).

Tata menekankan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk tidak mendorong kembali kapal para pengungsi ke laut lepas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah mengambil komitmen politis, posisi kita bukan mendorong mereka (imigran) ke laut, kita akan menerima mereka," kata Tata.

Komitmen Indonesia ini diumumkan sehari setelah pertemuan dengan Malaysia dan Thailand pada Rabu (20/5). Dalam pertemuan tersebut, Malaysia dan Indonesia sepakat akan menyediakan tempat penampungan sementara selama satu tahun bagi sekitar 7.000 pengungsi etnis Rohingya dan imigran Bangladesh yang masih terkatung di perairan mereka.

"Hasil pertemuan tiga menlu, Indonesia dan Malaysia secara eksplisit akan membantu para imigran seperti memberikan makanan dan penampungan. Sementara Thailand tidak menyebutkan secara eksplisit," kata Tata.

Sementara Thailand berjanji untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi para imigran di perairan dan tidak akan mendorong perahu mereka kembali ke laut.

Tata menambahkan hampir sekitar 40 persen dari para imigran yang kini berada di berbagai tempat penampungan di Aceh merupakan warga Bangladesh. Menurut Tata, imigran asal Bangladesh ini akan didata dan diverifikasi oleh pemerintah Bangladesh untuk dipulangkan ke negara asalnya.

Sebelumnya, Kapuspen TNI Fuad Basya mengatakan bahwa TNI akan menyelamatkan kapal pengungsi yang sudah terlanjur masuk ke perairan Indonesia.

“Kalau di laut yang masuk teritori Indonesia, kita selamatkan, kalau di luar tidak diizinkan masuk,” kata Kapuspen TNI, Fuad Basya, ketika dihubungi oleh CNN Indonesia pada Kamis (21/5).

Terkait masalah imigran, Tata mengungkapkan akan ada pertemuan menteri luar negri se-ASEAN, namun belum dipastikan waktu dan tempatnya.

Sementara Thailand akan menggelar konferensi di Bangkok pada 29 Mei 2015 untuk membahas masalah imigrasi di Samudera Hindia. Pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri oleh 17 negara, dua negara pengamat dan tiga organisasi internasional.

Konferensi ini diharapkan dapat menjadi forum untuk membahas kerjasama regional dalam mencegah dan memecahkan masalah imigran gelap di kawasan Asia Tenggara secara konkrit dan berkelanjutan.

Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, jumlah imigran asal Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di Aceh sebelumnya telah mencapai 1.346 orang. Jumlah ini belum termasuk ratusan imigran yang terdampar di perairan Aceh pada Rabu (20/5) pagi.

Kemenlu saat ini masih menunggu hasil verifikasi yang dilakukan UNHCR dan IOM soal status imigran tersebut.

Sementara, jumlah imigran di Indonesia yang saat ini menunggu resettlement telah mendekati angka 12 ribu jiwa. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER