Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan melebarnya kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah, kelompok militan ini memamerkan senjata terbarunya: senjata laras panjang untuk penembak jitu, atau
sniper rifle buatan mereka sendiri. Pakar senjata menyatakan mereka meragukan kemampuan senjata tersebut di medan perang karena dinilai terlalu berat dan tidak akurat.
Seperti dilansir dari RT News, sejumlah foto beredar internet memperlihatkan anggota ISIS bertempur menggunakan senjata laras panjang. Namun, senjata tersebut tidak ditopang oleh
tripod, melainkan dengan dahan pohon sebagai pijakannya.
Foto tersebut merebak di internet setelah dua komandan ISIS tewas, salah satunya seorang penembak jitu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(
Baca juga: PBB: ISIS Punya 300 Ribu Pejuang Asing dari 100 Negara)
Pakar penembak jitu dan kontaterorisme, Malcom Nance menyebut senapan ini "senjata lelucon."
"Senjata itu tidak dibuat secara profesional, dan nampaknya hanya dibuat menggunakan optik yang murah, dan digunakan secara bersama," kata Nance, yang bergabung bersama Terror Asymmetrics Project on Strategy, Tactics and Radical Ideology.
Nance memaparkan senjata itu akan merusak bahu sang penembak dan dinilai tidak dapat menembak objek dengan baik.
Sementara, kematian dua komandan ISIS awal pekan ini dikonfirmasi oleh Kepala Polisi Federal Irak, Raek Shakir Jawdat, yang menyatakan salah satu penembak jitu ISIS yang paling berbahaya tewas ketika bertempur dengan pasukan Irak di Husaybah al-Sharqiyah, Senin (25/5).
Ini bukan kali pertama ISIS mengunakan senjata buatan sendiri. Pada Desember lalu, kelompok militan ini memamerkan foto senapan yang bisa menembak dengan jarak tiga meter dan menggunakan peluru berkaliber 23mm yang tiga kali lebih besar dari amunisi senapan standar. Dalam foto tersebut terlihat senjata tersebut ditopang oleh dua pijakan.
Dalam menyebarkan paham radikalnya kepada para simpatisan, ISIS menjanjikan kehidupan yang menyenangkan di Irak dan Suriah.
(
Baca juga: ISIS Hanya Hancurkan Patung di Kota Kuno Palmyra)
Awal pekan lalu, muncul laporan bahwa ISIS menjanjikan pasukannya bulan madu gratis, uang dan tempat tinggal untuk membangun keluarga.
Namun, Perwakilan khusus PBB dibidang kekerasan seksual dalam konflik, Zainab Bangura melaporkan bahwa ISIS melakukan kejahatan seksual pada anak-anak dan perempuan.
"Mereka malakukan kekerasan seksual dan kebrutalan terhadap perempuan dan anak perempuan," kata Zainab, seperti dikutip Independent.
Kelompok militan ISIS bulan ini berhasil memperlebar kekuasannya. Di Suriah, ISIS berhasil merebut kota kuno Palmyra, yang memiliki banyak warisan sejarah Romawi. Sementara di Irak, ISIS berhasil merebut Kota Ramadi, dan dianggap sebagai kemenangan terbesar ISIS serta kemunduran bagi militer Irak.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, pada awal pekan ini menyatakan bahwa kelemahan tentara Irak menjadi penyebab utama jatuhnya kota Ramadi ke tangan ISIS (ama/ama)