Mosul, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS kembali merilis video eksekusi mengerikan. Dalam video kali ini, ISIS menggunakan metode baru dalam mengeksekusi tahanan.
Diberitakan The Independent, Selasa (23/6), ada 16 orang yang dieksekusi dalam video yang diambil di Provinsi Nineveh, Suriah. Mereka yang dituduh mata-mata itu dihukum mati dengan tiga cara sadis: diledakkan dalam mobil, ditenggelamkan dan dipasangi bom di lehernya.
Seperti video ISIS sebelumnya, rekaman kali ini digarap dengan apik menggunakan kamera beresolusi tinggi. Sebelum dieksekusi, para tahanan muncul dalam tayangan testimoni, mengakui seluruh perbuatan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video berdurasi sekitar tujuh menit itu dibagi menjadi tiga bagian eksekusi. Eksekusi pertama, empat orang tahanan yang berbaju terusan oranye dimasukkan ke dalam mobil sedan di sebuah gurun pasir. Dari jauh, seorang anggota ISIS menembak mobil itu dengan senjata peluncur granat atau RPG.
Mobil terbakar hebat, para tahanan di dalamnya meninggal dalam keadaan hangus.
 Empat orang dimasukkan ke dalam mobil sedan dan ditembak granat oleh seorang tentara ISIS. |
Eksekusi kedua dilakukan di sebuah kolam renang. Lima orang tahanan dimasukkan ke dalam jeruji besi yang diturunkan perlahan ke kolam. Video mengambil gambar dalam air saat para tahanan megap-megap kehabisan napas.
Pemandangan mengerikan diperlihatkan saat jeruji besi ditarik ke atas. Para tahanan saling bertumpuk, meninggal tenggelam.
Eksekusi ketiga dilakukan di sebuah tanah lapang. Tujuh orang tahanan digiring dan dibuat berlutut. Di leher mereka diikat bahan peledak yang memisahkan kepala dari badan.
ISIS kembali mempertontonkan aksi horor. Kepala-kepala yang terbang dari tubuh empunya tergeletak di tanah, beberapa dalam keadaan hancur.
Belum diketahui kapan peristiwa ini diambil. Namun pemilihan waktu rilis video eksekusi ini bertepatan dengan kekalahan ISIS di beberapa wilayah Suriah dan Irak, dipukul mundur oleh pasukan pemerintah, militan Syiah, Kurdi dan serangan udara koalisi Amerika.
Menurut Charlie Winter, peneliti di lembaga
think tank anti-terorisme di Inggris, Quilliam Foundation, video tersebut dirilis untuk meningkatkan moral para tentara ISIS di saat mereka mengalami kemunduran, dan demi publisitas di media Barat.
Winter mewanti-wanti untuk tidak membagi foto-foto atau rekaman video eksekusi tersebut di media sosial dan internet, agar tidak turut membantu propaganda ISIS.
"Kita memang harus berbicara soal kekejaman dan kejahatan ISIS, tapi saat kita mulai menyebarkan propaganda para juru propaganda maka akan jadi menggelikan dan sangat berbahaya," kata Winter.
Winter memperkirakan ISIS akan lebih aktif dibanding sebelumnya karena pekan depan menandai setahun deklarasi Kekhalifahan Abu Bakar Baghdadi di Irak dan Suriah.
"Ada upaya agar tampil lebih relevan, lebih kuat dan lebih menantang dari sebelumnya di tengah penentangan internasional. Kelompok ini akan melakukan lebih banyak kekerasan, kemajuan dan serangan," kata Winter.
(stu)