Empat Bulan Terdampar di Inggris, ABK WNI Dipulangkan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 08:38 WIB
Pemilik kapal berutang US$250 ribu pada tiga negara dan kapal akhirnya ditahan di pelabuhan Inggris. Sebanyak 11 ABK WNI di dalamnya belum digaji.
Pemilik kapal berutang US$250 ribu pada tiga negara dan kapal akhirnya ditahan di pelabuhan Inggris. Sebanyak 11 ABK WNI di dalamnya belum digaji. (Ilustrasi/David Hecker/Getty Images)
Newport, CNN Indonesia -- Sebanyak 11 anak buah kapal asal Indonesia yang terdampar empat bulan di pelabuhan Newport, inggris, akhirnya bisa dipulangkan hari ini, Kamis (25/6). Namun para ABK harus pulang dengan tangan kosong karena pemilik kapal berutang tidak bisa membayar gaji mereka.

Seperti diberitakan South Wales Argus, para ABK terdampar di atas kapal Sunflower E sejak Maret lalu karena pemilik kapal berutang pada beberapa negara sebesar US$250 ribu. Selain para WNI, ada dua ABK asal Filipina dan Rumania.

Selama di atas kapal, mereka mendapatkan bantuan makanan dan minuman dari pemerintah Inggris. Namun peralatan mandi telah habis, air panas, dan lemari es sudah rusak. Tidak memegang uang sepeser pun, mereka tidak mampu membeli kebutuhan pribadi selama di atas kapal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ken Fleming, koordinator Federasi Pekerja Transportasi Internasional, ITF, untuk Inggris dan Irlandia, mengatakan bahwa pemulangan ABK dibiayai oleh asuransi. (Baca juga: Sebelas ABK WNI yang Terjebak di Inggris Diserahkan ke ITF)

"Mereka akan pulang, tanpa uang sepeser pun," kata Fleming.

Namun, Fleming mengatakan, ITF akan bekerja keras untuk memastikan gaji para ABK dibayarkan. Salah satu caranya, adalah menjual kapal tersebut.

"Pembicaraan telah usai, kami akan melakukannya dengan agresif, mendorong agar kapal ini cepat terjual," ujar Fleming.

Kapten kapal tersebut yang berasal dari Italia telah pulang lebih dulu, bersama tiga ABK lainnya yang telah membayar dengan cara mereka sendiri. Namun para ABK yang tinggal masih menunggu sisa gaji.

Menurut Fleming, akibat tertundanya gaji, kehidupan para ABK dan keluarganya di tanah air menjadi terganggu.

"Mereka benar-benar tidak digaji. Putri seorang ABK bahkan gagal masuk universitas karena ayahnya tidak mampu membayar uang masuk. Jika pun ayahnya ada di sampingnya, dia juga tidak punya uang. Ini buruk," kata Fleming.

Kepada Argus, seorang ABK mengatakan bahwa ibunya meninggal dan dia tidak bisa pulang. Seorang ABK lainnya bercerita, kontrak kerjanya seharusnya hanya sembilan bulan, tapi dia sudah berada setahun di atas kapal. Sementara yang lain mengaku belum menelepon keluarga mereka selama berbulan-bulan.

"Perusahaan hanya peduli pada kapal, mereka tidak memedulikan kami," kata seorang ABK, Doris Agus.

Anggota dewan Newport West Paul Flynn telah menyampaikan keluhan para ABK ke parlemen pada Senin, menyerukan Inggris segera mengontak pemerintah Italia untuk memastikan para ABK dibayar gajinya dan segera dipulangkan.

Kasus yang menimpa para ABK di Inggris bukan satu-satunya yang dialami oleh WNI di kapal asing. Menurut Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, tahun ini terdapat 580 kasus ABK. Sebanyak 71 kasus di antaranya berhasil diselesaikan, sementara 116 kasus lainnya masih dalam proses penyelesaian.

Iqbal menilai lemahnya regulasi merupakan penyebab banyaknya kasus-kasus yang terjadi terhadap ABK. Pemerintah Indonesia kini tengah membahas ulang regulasi mengenai ABK yang lebih terintegrasi. Saat ini, ABK asal Indonesia paling banyak bekerja di Taiwan, dengan total ABK mencapai 12 ribu orang. (den)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER