Thailand Pulangkan 100 Imigran Uighur ke China

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 13:40 WIB
Langkah Thailand mengirimkan kembali 100 warga Uighur ke China dikecam oleh para aktivis yang khawatir etnis minoritas itu akan diperlakukan dengan buruk.
Langkah Thailand mengirimkan kembali 100 warga Uighur ke China dikecam oleh para aktivis yang khawatir etnis minoritas itu akan diperlakukan dengan buruk. (Reuters/Kevin Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Thailand mengirim pulang sekitar 100 imigran Muslim Uighur kembali ke China. Langkah Thailand ini dikecam karena bisa berakibat buruk para para imigran yang dikekang kebebasannya di China.

Diberitakan Reuters, Kamis (9/7), ratusan hingga ribuan warga Uighur lari dari kekerasan di Xinjiang yang telah menewaskan ratusan orang. Peristiwa itu menyebabkan China memperketat peraturan dan pengawasan di Xinjiang.

Kebanyakan warga Xinjiang memilih pergi ke Turki dengan mengambil rute melalui negara-negara Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Thailand mengirimkan sekitar 100 Uighur kembali ke China kemarin. Thailand bekerja sama dengan China dan Turki untuk menyelesaikan masalah Muslim Uighur. Kami telah mengirimkan mereka ke China setelah memverifikasi kewarganegaraan mereka," kata wakil juru bicara pemerintah Thailand, Kolonel Weerachon Sukhondhapatipak.

Weerachon mengatakan, lebih dari 170 Uighur diidentifikasi sebagai warga Turki dan dikirim ke negara itu. Sementara hampir 100 lainnya yang dikembalikan ke China diidentifikasi berasal dari negara tersebut. Saat ini masih ada 50 warga Uighur lainnya yang belum diidentifikasi kewarganegaraannya.

Langkah Thailand menuai kecaman dari para aktivis yang mengatakan warga Uighur yang dikirim kembali akan diperlakukan buruk, bahkan disiksa. Menurut Sunai Phasuk dari Human Right Watch, Thailand telah melanggar hukum internasional.

"Sangat mengejutkan Thailand patuh pada tekanan Beijing," kata Phasuk.

Weerachon mengaku tidak khawatir para warga Uighur akan diperlakukan buruk oleh China. Dia mengatakan telah mewanti China untuk menjaga keselamatan warga Uighur tersebut.

Pengekangan terhadap Uighur di Xinjiang termasuk soal tata cara beribadah. Seperti tahun sebelumnya, China kembali menerapkan larangan untuk tidak melaksanakan puasa dan ibadah lainnya.

Akibat perlakuan China ini, Turki meradang dan menyatakan siap menampung warga Uighur. Bagi Turki, masyakarat Uighur memiliki kedekatan emosional karena memiliki latar belakang budaya dan agama yang sama. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER