Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa perjanjian nuklir iRan adalah satu-satunya jalan untuk mengurangi risiko di Timur Tengah.
Obama menegaskan kembali hal itu untuk menghadapi skeptisisme yang politisi dan banyak pengamat di dalam dan luar AS terkait pencapaian kesepakatan nuklir dengan Iran.
“Tanpa kesepakatan, tak akan ada batasan bagi program nuklir Iran dan Iran bisa menjadi lebih dekat menuju bom nuklir. Tanpa kesepakatan, kita bahkan lebih merisikokan akan lebih banyak perang di Timur Tengah,” kata Obama, dalam pernyataan yang disiarkan langsung di televisi nasional AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjanjian nuklir ini merupakan kemenangan bagi Obama, yang telah menjangkau musuh bebuyutan Amerika, tetapi banyak juga yang melihat hal ini sebagai pertaruhan kebijakan asing terbesar sejak ia menjabat pada tahun 2009.
Dalam komentar publik pertamanya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan kesepakatan itu harus diteliti dan prosedur hukum harus diberlakukan sehingga pihak lainnya tidak melanggar kesepakatan itu.
Dalam sebuah suratnya kepada Presiden Iran Hassan Rouhani, Khamenei—yang dukungannya sangat penting untuk mewujudkan perjanjian—mengatakan beberapa kekuatan yang terlibat dalam negosiasi itu "tidak dapat dipercaya."
Obama kini menjadi ujung tombak untuk melawan kritik dari Partai Republik di Kongres dan meyakinkan sekutu mereka yang tidak terlalu menyambut gembira kesepakatan dengan Iran seperti Israel dan Arab Saudi.
Obama mengirim Menteri Pertahanan Ash Carter untuk melakukan perjalanan ke Israel dan Arab Saudi minggu depan.
Kritikus mengatakan bahwa terdapat celah dalam kesepakatan itu, terutama dalam prosedur pemeriksaan bahwa Iran bisa mengeksploitasi.
Dalam kesepakatan, sanksi ekonomi terhadap Iran dari AS, Uni Eropa dan PBB akan dicabut sebagai imabalan jika Iran mau mengurangi jumlah centrifuge nuklirnya, sehingga tak dapat membuat senjata.
(stu)