Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang lelaki Yahudi ultra-Ortodoks menusuk dan melukai enam orang peserta, dua di antaranya mengalami kondisi serius, dalam parade tahunan Gay Pride di Yerusalem pada Kamis (30/7) waktu setempat.
Dilaporkan Reuters, pihak berwenang mengatakan bahwa tersangka itu pernah dipenjara untuk serangan serupa sepuluh tahun lalu.
Sekitar lima ribu orang yang merayakan parade berbaris di sepanjang jalan ketika tiba-tiba seorang laki-laki melompat ke dalam kerumunan dan menikam beberapa peserta dengan pisau, ujar para saksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami mendengar orang-orang berteriak, semua orang berlari mencari perlindungan, dan ada beberapa orang berlumuran darah di tanah,” kata Shai Aviyor, saksi yang diwawancarai oleh stasiun televisi Israel, Cannel 2.
Ini adalah serangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di Yerusalem, kota di mana populasi agama lebih menonjol daripada wilayah lain di Israel, dan ketegangan kerap terjadi antara kelompok-kelompok sosial berbeda.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai 'kejahatan karena rasa benci tercela'. Presiden Reuven Rivlin telah memperingatkan bahwa intoleransi sosial akan membawa bencana bagi Israel.
Polisi mengatakan, mereka menangkap pelaku tersangka yang merupakan lelaki ultra-Ortodoks.
Menurut juru bicara kepolisian, Luba Samri, lelaki ini adalah penyerang sama yang pernah dipenjara karena menusuk tiga demonstran di sebuah acara yang sama di Yerusalem pada 2005.
Media Israel mengungkap, tersangka telah dibebaskan dari penjara beberapa minggu lalu.
Acara parade tersebut memang sudah lama menyulut ketegangan antara kaum mayoritas, yang didominasi sekuler Israel, dengan kaum minoritas Yahudi ultra-Ortodoks yang keberatan dengan tindakan menampilkan homoseksualitas di publik.
(win/win)